Debugging yaitu proses menemukan dan memperbaiki bug
(kesalahan) yang ada di dalam aplikasi, yang bertujuan untuk
memastikan kualitas aplikasi.
5. Deployment
Deployment yaitu langkah-langkah untuk
menyebarkan aplikasi, dengan cara memindahkannya ke
tempat di mana pengguna dapat
mengambil/mengunduhnya untuk digunakan misalnya ke
Playstore untuk aplikasi seluler, atau ke tempat di mana
pengguna dapat menggunakannya langsung misalnya server
website untuk aplikasi-aplikasi web.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan aplikasi komputer mencakup
pembaruan berkelanjutan dan perbaikan bug. Juga termasuk
menangani umpan balik pengguna dan meningkatkan
kualitas aplikasi dari waktu ke waktu.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan utama
dalam pengembangan aplikasi, yaitu keamanan, skalabilitas,
kinerja dan kebergunaan.
120
a. Keamanan
Di era digital saat ini, keamanan telah menjadi
perhatian utama dalam pengembangan aplikasi (Howard
et al., 2005). sebab aplikasi menangani data yang
semakin sensitif dan menjadi lebih integral dengan
operasi bisnis dan kehidupan pribadi, sangat penting
untuk menerapkan langkah-langkah keamanan yang
handal.
Alasan utama untuk memasukkan langkah-
langkah keamanan dalam pengembangan aplikasi yaitu
untuk melindungi informasi sensitif dari akses dan
pelanggaran yang tidak sah. Pelanggaran data dapat
mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan,
konsekuensi hukum, dan hilangnya kepercayaan dari
pengguna dan pelanggan. Misalnya, pelanggaran yang
melibatkan informasi pribadi, detail kartu kredit, atau
data bisnis eksklusif dapat menyebabkan pencurian
identitas, penipuan keuangan, dan pencurian kekayaan
intelektual.
Selain itu, peraturan seperti Undang Undang
Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi
(UU PDP) mengamanatkan langkah-langkah
perlindungan data yang ketat. Ketidakpatuhan terhadap
peraturan ini dapat menyebabkan denda dan sanksi yang
besar. Oleh sebab itu, menerapkan praktik keamanan
yang kuat bukan hanya tentang menjaga data tetapi juga
tentang kepatuhan hukum dan menjaga integritas bisnis.
Terdapat tiga praktik-praktik keamanan yang
umum dilakukan pada saat pengembangan aplikasi, yaitu
melakukan enkripsi, otentikasi dan otorisasi. Enkripsi
yaitu konversi data ke dalam format kode yang hanya
dapat diuraikan oleh seseorang dengan kunci dekripsi
yang benar (dekripsi yaitu proses kebalikan dari
enkripsi). Enkripsi memastikan bahwa bahkan jika data
dicegat atau diakses oleh individu yang tidak berwenang,
121
data tersebut tetap tidak dapat dibaca dan tidak berguna
bagi mereka.
Otentikasi yaitu proses memverifikasi identitas
pengguna atau sistem. Otentikasi yaitu garis pertahanan
pertama yang kritis terhadap akses yang tidak sah.
Metode otentikasi umum termasuk kata sandi, verifikasi
biometrik (seperti sidik jari atau pengenalan wajah), dan
otentikasi multifaktor (MFA). MFA menambahkan
lapisan keamanan ekstra dengan mewajibkan dua atau
beberapa metode verifikasi, seperti kata sandi dan kode
sekali pakai (OTP) yang dikirim ke perangkat seluler
pengguna.
Berbeda dengan otentikasi, otorisasi menentukan
apa yang boleh dilakukan oleh pengguna yang
diotentikasi. Otorisasi melibatkan pengaturan izin dan
peran untuk mengontrol akses ke sumber daya dan
operasi dalam aplikasi. Prinsip ini, yang dikenal sebagai
hak istimewa minimal (least privilege), memastikan
bahwa pengguna hanya memiliki tingkat akses minimum
yang diperlukan untuk melakukan tugas mereka.
Menerapkan otorisasi dengan benar membantu mencegah
pengguna mengakses atau memodifikasi data dan fungsi
yang tidak diizinkan, sehingga mengurangi risiko
ancaman orang dalam dan kebocoran data yang tidak
disengaja.
b. Skalabilitas
Skalabilitas mengacu pada kemampuan aplikasi
untuk menangani peningkatan jumlah pekerjaan yang
harus dilakukan oleh aplikasi seiring dengan
meningkatnya jumlah pengguna dan jumlah data yang
dihasilkan, atau potensinya untuk diperbesar untuk
mengakomodasi pertumbuhan itu. Dengan ekspansi
layanan digital yang cepat dan lonjakan jumlah pengguna
dan volume data, merancang aplikasi yang dapat
diskalakan secara efisien sangat penting untuk
122
mempertahankan kinerja, kepuasan pengguna, dan
pertumbuhan bisnis.
Aplikasi perlu didesain degan baik sejak awal
untuk memiliki skalabilitas, seiring dengan pertumbuhan
aplikasi berupa pengguna dan permintaan data sehingga
dapat mengelola peningkatan beban tanpa
mengorbankan kinerja atau keandalan. Untuk mencapai
hal tersebut, pengembang dapat menggunakan konsep
modularitas dan pemisahan komponen. Memecah
aplikasi menjadi layanan independen atau layanan mikro
yang lebih kecil memungkinkan setiap komponen
diskalakan secara individual.
c. Kinerja
Kinerja yaitu salah satu aspek penting lain yang
berusaha dioptimalkan dalam pengembangan aplikasi,
yang secara langsung berdampak pada pengalaman,
kepuasan, dan retensi pengguna. Mengoptimalkan kinerja
aplikasi memastikan bahwa aplikasi berjalan secara
efisien, merespons dengan cepat, dan menangani tugas
tanpa penundaan yang tidak perlu. Ketika aplikasi
menjadi lebih kompleks, dan pengguna tentunya terus
berharap peningkatan kecepatan, pengembang harus
berfokus pada teknik pengoptimalan dan peningkatan
kinerja.
Mengoptimalkan kinerja aplikasi melibatkan
beberapa strategi dan praktik terbaik yang bertujuan
untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi. Termasuk
dalam hal ini yaitu penulisan kode program yang efisien,
optimasi basisdata, caching dan manajemen sumber daya.
Kode program yang efisien dan bersih yaitu dasar
dari kinerja yang baik.Hal ini dapat dilakukan dengan
memilih algoritma dan struktur data yang tepat, dan
menghindari kerumitan yang tidak perlu. Mengevaluasi
kode dan penggunaan alat analisis statis dapat membantu
mengidentifikasi ketidakefisienan dan potensi kinerja
rendah di awal proses pengembangan.
123
Database juga sering menjadi sumber utama
masalah kinerja. Mengoptimalkan kueri database,
menggunakan pengindeksan yang tepat, dan normalisasi
data tersimpan dalam database dapat menyebabkan
peningkatan kinerja yang signifikan.
Caching juga dapat dilakukan untuk mengurangi
waktu loading dan meningkatkan kinerja. Caching
menyimpan sementara data yang sering diakses dalam
memori, sehingga aplikasi dapat menghindari
perhitungan berulang atau kueri database berulang.
Menerapkan berbagai tingkat caching, seperti cache
browser, caching sisi server, dan caching terdistribusi,
dapat menghasilkan peningkatan kinerja yang substansial.
Manajemen sumber daya yang efisien, seperti
memori dan CPU, sangat penting untuk kinerja. Kakas
profiling dapat membantu mengidentifikasi area di mana
penggunaan sumber daya yang dapat ditingkatkan.
Terdapat beberapa aplikasi yang dapat memantau
(memonitor) kinerja aplikasi, yang secara kolektif disebut
dengan kakas Application Performance Monitoring
(APM). Kakas APM memberikan pemantauan dan
wawasan waktu riil (real-time) tentang kinerja aplikasi,
membantu mengidentifikasi masalah dan
mengoptimalkan kinerja secara proaktif. Contoh kakas
APM yaitu AppDynamics (Ahmed et al., 2016) yang
menyediakan metrik kinerja rinci dan diagnostik untuk
aplikasi.
d. Kebergunaan (Usability)
Kebergunaan yaitu aspek penting dari
pengembangan aplikasi yang berfokus pada pembuatan
aplikasi yang ramah pengguna dan intuitif(Chisnell et al.,
2013). Aplikasi yang dirancang dengan baik tidak hanya
memenuhi persyaratan fungsional tetapi juga
memberikan pengalaman pengguna yang mulus dan
menyenangkan. Memastikan kebergunaan yang tinggi
sangat penting untuk kepuasan pengguna, retensi, dan
124
keberhasilan aplikasi secara keseluruhan. Mewujudkan
kebergunaan melibatkan proses desain, pengujian
pengguna yang berkelanjutan, dan menggabungkan
umpan balik pengguna untuk memperbaiki dan
meningkatkan antarmuka pengguna (UI) dan
pengalaman pengguna (UX).
Di antara prinsip-prinsip untuk menciptakan
aplikasi yang ramah pengguna dan intuitif yaitu desain
yang sederhana dan konsisten, navigasi yang intuitif,
desain yang responsive dan mudah di-akses, adanya
umpan balik dan penanganan kesalahan.
Desain yang sederhana memungkinkan pengguna
untuk menggunakan aplikasi dengan mudah. Demikian
juga dengan konsistensi, misalnya konsisten dalam
penggunaan warna dan font. Sementara itu, navigasi yang
intuitif dapat memberi petunjuk kepada pengguna
tentang aplikasi itu sendiri. Contoh desain yang intuitif
yaitu adanya label untuk setiap menu dan tombol yang
ada.
Desain yang responsif, yaitu aplikasi dapat bekerja
dengan baik, dan memberikan pengalaman pengguna
yang sama baik, saat aplikasi diakses menggunakan
desktop, tablet atau HP. Termasuk juga dalam desain
yang responsif yaitu unsur antar muka yang ramah-
sentuh (touch-friendly), yaitu tombol-tombol yang
memiliki ukuran yang tepat untuk mencegah
keputusasaan pengguna. Desain yang mudah di-akses
memikirkan inklusifitas aplikasi, misalnya pengguna
yang memiliki disabilitas, atau pengguna dengan latar
belakang budaya yang berbeda dan kemampuan yang
berbeda.
Kemampuan umpan balik dari sebuah aplikasi
yaitu kemampuan aplikasi untuk memberikan reaksi
terhadap setiap aksi yang dilakukan oleh pengguna.
Misalnya berubahnya warna sebuah tombol saat disorot.
Umpan balik memberikan petunjuk kepada pengguna
125
tentang benar tidaknya aksi yang dilakukan.
Penangangan error memiliki fungsi yang sama dengan
umpan balik.
C. Alat Dan Teknologi Untuk Pengembangan Aplikasi Komputer
Untuk mengembangkan sebuah aplikasi komputer,
diperlukan alat dan teknologi. Alat-alat tersebut sejatinya juga
merupakan aplikasi komputer, yaitu aplikasi komputer yang
ditujukan untuk pengembangan aplikasi. Alat dan teknologi
yang digunakan dalam pengembangan aplikasi meliputi:
1. Bahasa Pemrograman. Beberapa bahasa pemrograman
populer misalnya, Java, Python, JavaScript. Bahasa
pemrograman yang digunakan membangun aplikasi
diputuskan setelah tahapan Analisa kebutuhan dalam proses
pengembangan dilakukan.
2. Kerangka Pengembangan (framework). Untuk aplikasi-
aplikasi tertentu, telah tersedia kerangka pengembangan
terintegrasi yang dapat lebih memudahkan proses
pengembangan apliakasi. Misalnya untuk aplikasi berbasis
web terdapat kerangka React, Angular, Django, Spring.
3. Lingkungan Pengembangan (Development Environment).
Lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE;Integrated
Development Environment) yaitu aplikasi komputer yang
menyediakan fasilitas komprehensif untuk pengembangan
perangkat lunak. IDE biasanya terdiri dari setidaknya editor
kode, kakas otomatisasi build, dan debugger. Beberapa IDE,
seperti IntelliJ IDEA, Eclipse dan Lazarus berisi kompiler,
interpreter, atau keduanya.
4. Sistem Kontrol Versi. Kontrol versi melakukan manajemen
versi-versi berbeda dari aplikasi yang sedang dikembangkan.
Sistem kontrol versi memudahkan untuk berpindah kode
dari satu versi ke versi yang lainnya saat diputuskan bahwa
versi yang satu lebih baik dari versi yang lainnya. Contoh
aplikasi untuk control versi yaitu Git dan platform untuk
control versi yaitu GitHub dan GitLab.
126
5. Alat Pengujian. Pengujian yaitu salah satu tahapan dalam
pengembangan aplikasi. Untuk pekerjaan pengujian ini juga
terdapat kakas untuk pengujian otomatis misalnya, Selenium
dan JUnit
D. Inovasi Teknologi
Inovasi teknologi terus terjadi baik pada aplikasi
komputer itu sendiri, maupun pada proses dari pengembangan
aplikasi komputer. Evolusi yang cepat dari aplikasi komputer
dan inovasi teknologi telah sangat mengubah warga
modern, berdampak pada setiap aspek kehidupan sehari-hari,
dari cara kita berkomunikasi dan bekerja hingga cara kita
menghibur diri dan mengelola kesehatan kita.
Terdapat hubungan simbiosis antara perkembangan
aplikasi komputer dan kemajuan teknologi, masing-masing
pihak menjadi penyebab dan memungkinkan pihak lain.
1. Kemajuan Teknologi Mendorong Perkembangan Aplikasi
Termasuk dalam kemajuan teknologi yang mendorong
aplikasi komputer berkembang lebih cepat dan menjadi lebih
berkinerja tinggi dan berkemampuan tinggi yaitu adanya
peningkatan daya komputasi dan perkembangan internet
dan konektivitas. Kemajuan dalam perangkat keras, seperti
prosesor yang lebih cepat dan peningkatan memori, telah
memungkinkan pengembangan aplikasi yang lebih
kompleks dan berkinerja tinggi. Misalnya, pengeditan video
modern dan perangkat lunak pemodelan tiga dimensi
memerlukan sumber daya komputasi yang signifikan yang
tidak tersedia di komputer generasi sebelumnya.
Ketersediaan internet berkecepatan tinggi yang tersebar luas
telah menyebabkan pengembangan aplikasi berbasis web
dan cloud, memungkinkan pengguna untuk mengakses alat
dan layanan canggih dari perangkat apa pun dengan koneksi
internet. Atau misalnya kemajuan dalam bahasa
pemrograman, kerangka kerja pengembangan, dan
lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE) telah
127
membuatnya lebih mudah untuk membuat aplikasi yang
kompleks
2. Perkembangan Aplikasi Mendorong Inovasi Teknologi
Aplikasi dikembangkan maksimal mengikuti
kemampuan teknologi misalnya perangkat keras. Tetapi
produsen kakas dan perangkat keras juga melihat arah
perkembangan aplikasi komputer dan melakukan
peningkatan teknologi untuk memenuhi kebutuhan
pengembangan aplikasi untuk menjadi lebih canggih.
Misalnya, kebutuhan akan grafis berkualitas tinggi dalam
video game telah mendorong pengembangan unit
pemrosesan grafis (GPU) canggih.
E. Sejarah Perkembangan Awal Aplikasi Komputer
Pertengahan abad ke-20 menandai awal revolusi
teknologi dalam pengembangan aplikasi komputer.
Perkembangan awal aplikasi komputer pada pertengahan abad
ke-20 meletakkan dasar bagi kemajuan teknologi yang
mengikutinya. Asal-usul aplikasi komputer dapat ditelusuri
kembali ke periode setelah Perang Dunia II. Selama perang
berlangsung, muncul kebutuhan akan komputasi dan
pemrosesan data yang efisien dan hal ini telah memacu
pengembangan komputer elektronik pertama. Contoh komputer
di masa-masa awal inovasinya ini yaitu mesin yang disebut
Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC).
ENIAC dan mesin-mesin di awal penemuan komputer ini
berukuran sangat besar, mampu melakukan perhitungan
kompleks jauh lebih cepat daripada kalkulator mekanis apa pun,
dirancang terutama untuk tujuan ilmiah dan militer (Allan,
2001).Komputer di masa ini dikenal dengan istilah mainframe.
Setelah era ENIAC, matematikawan John von Neumann
memperkenalkan konsep program tersimpan (stored-program)
yang merevolusi komputasi dengan memungkinkan instruksi
disimpan dalam memori komputer. Ide ini meletakkan dasar
bagi arsitektur komputer modern.
128
Di awal penemuannya, pemrograman komputer terkait
erat dengan perangkat keras, dengan programmer menggunakan
bahasa mesin dan bahasa assembly untuk menulis instruksi.
Bahasa tingkat rendah ini membutuhkan pengetahuan rinci
tentang arsitektur komputer. Pengenalan bahasa pemrograman
tingkat tinggi, seperti FORTRAN (Formula Translation) pada
1950-an, merupakan titik perubahan yang signifikan. FORTRAN
memungkinkan para ilmuwan dan enginer untuk menulis
program menggunakan notasi matematika, membuat
pengembangan aplikasi lebih mudah dilakukan dan efisien.
Aplikasi komputer pertama untuk keperluan bisnis dan
penggunaan pribadi yaitu pengolah kata dan Spreadsheet di
tahun 1970-an. Di masa ini pengolah kata seperti WordStar dan
program spreadsheet seperti VisiCalc mengubah cara bisnis
menangani dokumentasi dan analisis data. Konsep basis data
dan aplikasi untuk melakukan manajemen basisdata seperti IBM
IMS (Information Management System) pada 1960-an
memungkinkan organisasi untuk menyimpan, mengambil, dan
mengelola sejumlah besar data secara efisien. Kemampuan ini
sangat penting untuk bisnis dan lembaga pemerintah.
F. Evolusi Inovasi Teknologi
Inovasi teknologi kunci yang mempengaruhi
pengembangan aplikasi yaitu penemuan mikroprosesor,
pengembangan internet dan graphical user interface (GUI).
Penemuan mikroprosesor pada awal 1970-an oleh Intel
menandai tonggak revolusioner dalam komputasi. Sebuah
mikroprosesor mengintegrasikan fungsi unit pemroses pusat
(central processing unit /CPU) komputer ke dalam satu chip,
secara drastis mengurangi ukuran dan biaya komputer sambil
meningkatkan kekuatan pemrosesannya. Inovasi ini mendorong
pergeseran ukuran perangkat dari komputer mainframe ke
komputer pribadi dan perangkat seluler. Inovasi ini juga
memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk
merancang aplikasi untuk khalayak yang lebih luas, mendorong
pertumbuhan industri perangkat lunak.
129
Komputer mainframe yaitu jenis komputer yang
mendominasi di pertengahan abad ke-20 dengan mesin besar
dan kuat, terutama dioperasikan dalam mode pemrosesan batch,
di mana pekerjaan-pekerjaan diantrekan dan diproses secara
berurutan. Sementara itu komputer pribadi diperkenalkan pada
akhir 1970-an dan awal 1980-an, dicontohkan oleh Apple II dan
IBM PC. Di era ini komputasi menjadi terjangkau dan dapat
diakses oleh individu dan usaha kecil. PC lebih kecil, lebih
murah, dan lebih mudah digunakan dibandingkan dengan
mainframe. Munculnya PC memungkinkan pengembangan
aplikasi interaktif yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan,
mulai dari pengolah kata dan spreadsheet hingga desain grafis
dan game. Ponsel pintar (smartphone) dan tablet muncul di awal
abad ke-21, seperti Apple iPhone dan iPad. Perangkat mobile
menggabungkan daya komputasi dengan portabilitas,
menawarkan kemampuan untuk mengakses aplikasi dan
internet saat bepergian. Perangkat seluler memunculkan
ekosistem aplikasi, di mana pengembang dapat membuat dan
mendistribusikan aplikasi melalui platform seperti App Store
Apple dan Google Play. Lingkungan ini mendorong gelombang
inovasi baru, dengan jutaan aplikasi tersedia untuk berbagai
fungsi, termasuk komunikasi, navigasi, hiburan, dan
produktivitas.
Penemuan internet yaitu tonggak berikut dalam inovasi
teknologi yang akan terkait pula dengan perkembangan aplikasi
komputer. Internet awalnya dikembangkan sebagai ARPANET
pada akhir 1960-an, internet berkembang menjadi jaringan
global komputer yang saling berhubungan pada 1990-an.
Pengenalan World Wide Web oleh Tim Berners-Lee pada tahun
1991 lebih lanjut merevolusi internet dengan menyediakan
antarmuka yang ramah pengguna untuk mengakses dan
berbagi informasi.
Munculnya internet broadband dan teknologi jaringan
nirkabel pada akhir 1990-an dan awal 2000-an menyediakan
koneksi internet yang lebih cepat dan lebih dapat diandalkan.
Kemajuan ini memungkinkan pengembangan aplikasi
130
bandwidth-intensif, seperti streaming video dan game online.
Internet mengubah pengembangan aplikasi dengan
memungkinkan pembuatan aplikasi berbasis web yang dapat
diakses dari mana saja di dunia. Pergeseran ini memungkinkan
kolaborasi real-time, komputasi awan, dan pengembangan
berbagai layanan online, dari e-commerce hingga platform
media sosial.
Perkembangan antarmuka pengguna grafis (GUI) juga
merupakan tonggak dalam evolusi inovasi teknologi pada 1980-
an, dipopulerkan oleh sistem seperti Apple Macintosh dan
Microsoft Windows, membuat komputer lebih mudah diakses
oleh pengguna awam dengan mengganti perintah berbasis teks
dengan ikon visual dan menu. Hal ini mendorong
pengembangan aplikasi di berbagai bidang seperti desain,
pendidikan, dan hiburan.
G. Inovasi Terkini Dalam Teknologi Komputer
Inovasi terkini dalam teknologi komputer, yang
kemudian juga mempengaruhi proses pengembangan,
pengelolaan, dan cara kerja aplikasi komputer itu sendiri yaitu
kecerdasan buatan (AI; Artificial Intellegence), komputasi awan
(cloud computing) dan teknologi blockchain.
1. Kecerdasan Buatan (AI: Artificial Intellegence)
Kecerdasan buatan yang dalam bahasa aslinya disebut
artificial intelligence (disingkat dengan AI) mewakili inovasi
transformatif dalam teknologi yang merevolusi aplikasi itu
sendiri dan cara aplikasi dikembangkan. Secara sederhana AI
yaitu teknologi yang mengimitasi proses kecerdasan
manusia oleh mesin (dalam hal ini aplikasi
komputer)(Dolinina et al., 2023). Secara garis besar AI
membawa perubahan berupa peningkatan pengalaman
pengguna, analisa prediktif, otomasi dan efisiensi.
Peningkatan pengalaman pengguna diperoleh sebab
AI memungkinkan aplikasi untuk memahami dan merespons
kebutuhan pengguna secara lebih efektif. Misalnya, aplikasi
komputer berupa asisten virtual seperti Siri dan Alexa untuk
131
memahami dan merespons perintah lisan, memberikan
pengalaman pengguna yang lebih intuitif dan interaktif.
Perusahaan-perusahaan penyedia layanan belanja online
misalnya Shopee menggunakan AI untuk menganalisis
perilaku pelanggan dan memberikan rekomendasi produk
yang sesuai minat masing-masing pengguna, untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan yang berujung
peningkatan penjualan.
AI dapat melakukan analisa prediktif dengan
menganalisis sejumlah besar data untuk mengidentifikasi
pola dan membuat prediksi. Kemampuan ini ditanam dalam
aplikasi komputer yang menghasilkan aplikasi yang dapat
digunakan untuk misalnya memprediksi harga saham (untuk
menentukan aksi jual atau beli), atau aplikasi yang dapat
memprediksi kemunculan wabah penyakit.
Otomatisasi bertenaga AI mengurangi kebutuhan
intervensi manual dalam tugas berulang, meningkatkan
efisiensi dan produktivitas. Misalnya, AI dalam aplikasi
chatbots layanan pelanggan dapat menangani pertanyaan
rutin, selain dapat mengurangi penggunaan sumber daya
manusia juga memberikan kesempatan agar manusia
dialokasikan untuk mengatasi masalah yang lebih kompleks.
Otomasi juga dapat berupa aplikasi komputer yang dapat
menganalisis gambar medis untuk mendeteksi anomali
seperti tumor dengan akurasi tinggi. Atau di bidang
manufaktur, aplikasi untuk sistem kontrol kualitas yang
diperkuat dengan AI dapat mendeteksi cacat secara real-time,
memastikan standar produksi yang tinggi. AI juga dapat
digunakan untuk mengatur waktu lalu lintas sehingga
mengurangi potensi macet. Penggunaan AI pada lampu lalu
lintas di kota Pittsburgh di Amerika sudah terbukti dapat
mengurangi rata-rata waktu komuter sebanyak 40% dan
emisi gas rumah kaca sebanyak 20%.
132
2. Komputasi Awan
Komputasi awan atau dalam bahasa aslinya disebut
cloud computing yaitu layanan ke sumber daya komputasi
melalui internet (Hurwitz & Kirsch, 2020). Komputasi awan
merupakan inovasi penting dalam teknologi, secara
fundamental mengubah cara aplikasi dikembangkan,
digunakan dan dikelola. Penyedia cloud, seperti Amazon
Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud
Platform (GCP), menawarkan infrastruktur sebagai layanan
(IaaS), yang memungkinkan pengembang menyewa server
virtual, penyimpanan, dan komponen jaringan.
Layanan seperti ini menghilangkan kebutuhan akan
modal awal yang signifikan untuk perangkat keras dan
mengurangi total biaya kepemilikan. Platform cloud
menyediakan sejumlah besar alat dan layanan
pengembangan, termasuk database, kerangka kerja
pembelajaran mesin (AI), dan pipeline integrasi dan
implementasi berkelanjutan (CI/CD). Layanan ini
merampingkan proses pengembangan, memungkinkan
pengembang untuk membangun, menguji, dan menyebarkan
aplikasi dengan lebih cepat dan efisien. Cloud computing juga
mendorong kolaborasi dengan memungkinkan tim
pengembang untuk bekerja sama secara real-time, terlepas
dari lokasi geografis mereka. Layanan seperti sistem kontrol
versi berbasis cloud (misalnya, GitHub) dan lingkungan
pengembangan kolaboratif (misalnya, AWS Cloud9)
memfasilitasi kerja tim dan memungkinkan berbagi kode
program tanpa hambatan.
Layanan cloud menawarkan skalabilitas disebabkan
kemampuannya menerima permintaan tambahan daya
komputasi (atau pengurangan) sesuai kebutuhan, sehingga
memungkinkan aplikasi menangani berbagai beban secara
efisien. Fleksibilitas ini sangat bermanfaat untuk aplikasi
dengan pola lalu lintas yang tidak dapat diprediksi.
Pengguna layanan cloud mengakses berbagai sumber daya
komputasi dengan sistem pembayaran pay-as-you-go yaitu
133
membayar jasa layanan sesuai dengan sumber daya yang
digunakan saja (tidak berdasarkan paket-paket tertentu yang
umum disediakan di penyedia layanan non-cloud). Secara
keseluruhan, dari sisi ekonomi, komputasi awan mengurangi
biaya operasional baik pengembangan atau pengelolaan
aplikasi komputer. Efisiensi biaya ini sangat bermanfaat bagi
startup dan usaha kecil dengan anggaran terbatas.
Terakhir, kelebihan yang ditawarkan oleh komputasi
awan yaitu kemampuan pemulihan dari bencana dan
kelangsungan bisnis. Dengan menyediakan pusat data yang
didistribusikan secara geografis dan mekanisme
penyimpanan berganda (replika ikut disimpan), organisasi
dapat dengan mudah mencadangkan data dan aplikasi
mereka ke cloud, memastikan pemulihan cepat jika terjadi
kegagalan perangkat keras atau gangguan lainnya.
3. Teknologi Blockchain
Teknologi blockchain muncul menjadi revolusioner
di bidang inovasi digital terutama dalam masalah keamanan.
Teknologi blokchain bekerja dengan struktur block (blok),
chain (rantai), hash dan node (simpul). Block yaitu potongan
informasi(data). Setiap potongan informasi teridentifikasi
dengan nilai hash yang dihitung menggunakan potongan
informasi itu sendiri, sehingga perubahan sekecil apa pun
akan mengakibatkan perubahan nilai hash. Blok-blok
informasi akan membentuk untaian yang disebut dengan
chain (rantai). Setiap simpul (node) yaitu komputer yang
terhubung dengan sistem blockchain, dan menyimpan
replika dari rantai blok.
Algoritma blockchain memastikan bahwa setelah
data dicatat pada rantai blok, data tidak dapat diubah atau
dihapus tanpa konsensus jaringan (simpul-simpul
terhubung), sehingga data terjamin keamanannya dan kekal.
Setiap transaksi pada blockchain dapat dilihat oleh semua
peserta dalam jaringan, memberikan transparansi yang tak
tertandingi. Otomatisasi mekanisme blockchain terlaksana
dengan eksekusi smart contract (kontrak cerdas) antara sistem
134
blockchain dan komputer (node) yang akan bergabung. Smart
contract juga memungkinkan terjadi pelaksanaan perjanjian
tanpa sistem perantara (Laurence, 2023).
Dengan mekanisme seperti di atas, teknologi blockchain
memungkinkan desentralisasi, yaitu data tersimpan tidak
hanya pada satu tempat, masing-masing menyimpan salinan
seluruh rantai blok. Desentralisasi ini mengurangi risiko
kegagalan pusat data dan meningkatkan ketahanan sistem
terhadap serangan.
Teknologi blockchain terkenal sebab memungkinkan
cryptocurrency, akan tetapi aplikasinya jauh melampaui kasus
penggunaan awal ini. Di bidang manajemen rantai pasok,
blockchain dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi
rantai pasokan dengan memberikan catatan yang tidak dapat
diubah dari keseluruhan proses, mulai dari produksi hingga
pengiriman, misalnya obat-obatan.
Perusahaan seperti IBM dan Walmart sudah
menggunakan blockchain untuk melacak produk,
memastikan bahwa mereka asli dan belum dirusak selama
transit. Untuk aplikasi pada sistem pemungutan suara,
sistem berbasis blockchain memastikan bahwa suara dicatat
dan dihitung secara akurat, secara signifikan mengurangi
risiko penipuan dan gangguan. Hal ini dapat meningkatkan
kepercayaan dalam proses pemilu dan mendorong
partisipasi pemilih yang lebih tinggi.
135
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, T. M., Bezemer, C.-P., Chen, T.-H., Hassan, A. E., & Shang,
W. (2016). Studying the effectiveness of application
performance management (apm) tools for detecting
performance regressions for web applications: an experience
report. Proceedings of the 13th International Conference on
Mining Software Repositories, 1–12.
Allan, R. A. (2001). A history of the personal computer: the people
and the technology. (No Title).
Chisnell, D., Rubin, J., & Spool, J. (2013). Handbook of Usability Testing:
Howto Plan, Design, and Conduct Effective Tests. Wiley.
Dolinina, O., Bessmertny, I., Brovko, A., Kreinovich, V., Pechenkin,
V., Lvov, A., & Zhmud, V. (2023). Artificial Intelligence in
Models, Methods and Applications (Vol. 457). Springer Nature.
Donaldson, S. E., & Siegel, S. G. (2001). Successful software
development. Prentice Hall Professional.
Howard, M., LeBlanc, D., & Viega, J. (2005). 19 deadly sins of
software security. Programming Flaws and How to Fix Them.
Hurwitz, J. S., & Kirsch, D. (2020). Cloud computing for dummies. John
Wiley & Sons.
Laurence, T. (2023). Blockchain for dummies. John Wiley & Sons.
136
TENTANG PENULIS
Mukarramah Yusuf BSc, MSc Lahir dan
besar di Sulawesi Selatan. Setelah mendapat
gelar S2 dari Ochanomizu University di
Jepang, mengajar di Prodi Teknik
Informatika Universitas Hasanuddin.
Pemegang sertifikat AWS Cloud
Computing Practitioner, Red Hat Cloud
Computing with Ansible. Mata kuliah yang
diajarkan antara lain Arsitektur Komputer dan Interaksi Manusia
dan Komputer.
137
BAB
6
PENGELOLAAN RISIKO TEKNOLOGI DAN PENGUNAAAN
Antonius Sony Eko Nugroho, S.T., M.T.
A. Pendahuluan
Di era digital ini, teknologi telah menjadi bagian integral
dalam kehidupan manusia. Teknologi membawa banyak
manfaat, seperti meningkatkan efisiensi, komunikasi, dan akses
informasi. Namun, di balik manfaatnya, teknologi juga
menghadirkan risiko yang perlu dikelola dengan baik.
Pengelolaan risiko teknologi yaitu proses mengidentifikasi,
menilai, dan mengendalikan risiko yang terkait dengan
penggunaan teknologi.
Tujuannya yaitu untuk meminimalkan dampak negatif
dari risiko tersebut dan memastikan bahwa teknologi digunakan
secara aman, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
Penggunaan berkelanjutan mengacu pada penggunaan
teknologi yang mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial,
dan ekonomi. Hal ini berarti menggunakan teknologi dengan
cara yang ramah lingkungan, inklusif, dan etis.
1. Pentingnya Mengelola Risiko Teknologi dan Penggunaan
Berkelanjutan:
Teknologi telah menjadi bagian integral dalam
kehidupan manusia, membawa banyak manfaat seperti
meningkatkan efisiensi, komunikasi, dan akses informasi.
Namun, di balik manfaatnya, teknologi juga menghadirkan
risiko yang perlu dikelola dengan baik.
PENGELOLAAN
RISIKO TEKNOLOGI
DAN PENGUNAAAN
138
▪ Mencegah kerugian finansial dan reputasi: Risiko
teknologi seperti keamanan siber dan privasi data dapat
menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi
individu dan organisasi. Selain itu, pelanggaran data dan
serangan siber dapat merusak reputasi dan kepercayaan
publik.
▪ Melindungi privasi dan data pribadi: Teknologi
memungkinkan pengumpulan dan penyimpanan data
pribadi dalam jumlah besar. Penting untuk memastikan
bahwa data ini dilindungi dari akses yang tidak sah dan
digunakan secara bertanggung jawab.
▪ Meningkatkan keamanan dan keandalan sistem: Sistem
teknologi yang kompleks rentan terhadap kegagalan dan
gangguan. Pengelolaan risiko yang efektif dapat
membantu mencegah kegagalan sistem dan memastikan
kelancaran operasi.
▪ Memastikan penggunaan teknologi yang bertanggung
jawab dan etis: Teknologi dapat digunakan untuk tujuan
yang berbahaya atau tidak etis, seperti penyebaran
informasi yang salah atau diskriminasi. Penting untuk
menggunakan teknologi dengan cara yang bertanggung
jawab dan etis yang bermanfaat bagi warga .
▪ Menjaga kelestarian lingkungan: Produksi, penggunaan,
dan pembuangan perangkat teknologi dapat berdampak
negatif pada lingkungan. Penggunaan teknologi yang
berkelanjutan dapat membantu mengurangi dampak ini
dan melindungi lingkungan.
2. Alasan Pentingnya Mengelola Risiko Teknologi:
▪ Mencegah kerugian finansial dan reputasi: Risiko seperti
keamanan siber dan privasi data dapat menyebabkan
kerugian finansial signifikan bagi individu dan organisasi.
Pelanggaran data dan serangan siber dapat merusak
reputasi dan kepercayaan publik. Contoh: Pada tahun
2021, Facebook mengalami pelanggaran data besar yang
139
memaparkan informasi pribadi lebih dari 500 juta
pengguna. Pelanggaran ini mengakibatkan kerugian
finansial yang signifikan bagi Facebook dan merusak
reputasi perusahaan.
▪ Melindungi privasi dan data pribadi: Teknologi
memungkinkan pengumpulan dan penyimpanan data
pribadi dalam jumlah besar. Penting untuk memastikan
bahwa data ini dilindungi dari akses yang tidak sah dan
digunakan secara bertanggung jawab. Contoh: Pada
tahun 2018, Cambridge Analytica memperoleh akses yang
tidak sah ke data pribadi jutaan pengguna Facebook tanpa
persetujuan mereka. Data ini kemudian digunakan untuk
menargetkan pengguna dengan iklan politik. Skandal ini
menimbulkan kekhawatiran tentang privasi data dan
bagaimana perusahaan teknologi menggunakan data
pengguna.
▪ Meningkatkan keamanan dan keandalan sistem: Sistem
teknologi yang kompleks rentan terhadap kegagalan dan
gangguan. Pengelolaan risiko yang efektif dapat
membantu mencegah kegagalan sistem dan memastikan
kelancaran operasi. Contoh: Pada tahun 2019, British
Airways mengalami gangguan sistem yang menyebabkan
pembatalan penerbangan dan penundaan yang signifikan.
Gangguan ini berdampak negatif pada reputasi British
Airways dan menyebabkan kerugian finansial bagi
perusahaan.
▪ Memastikan penggunaan teknologi yang bertanggung
jawab dan etis: Teknologi dapat digunakan untuk tujuan
yang berbahaya atau tidak etis, seperti penyebaran
informasi yang salah atau diskriminasi. Penting untuk
menggunakan teknologi dengan cara yang bertanggung
jawab dan etis yang bermanfaat bagi warga . Contoh:
Penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi
yang salah dan ujaran kebencian telah menjadi masalah
yang berkembang. Penting untuk menggunakan media
140
sosial secara bertanggung jawab dan etis untuk
menghindari penyebaran informasi yang salah dan
konten yang berbahaya.
3. Alasan pentingnya menggunakan teknologi secara
berkelanjutan:
▪ Menjaga kelestarian lingkungan: Produksi, penggunaan,
dan pembuangan perangkat teknologi dapat berdampak
negatif pada lingkungan. Penggunaan teknologi yang
berkelanjutan dapat membantu mengurangi dampak ini
dan melindungi lingkungan. Contoh: Penggunaan bahan
baku yang berkelanjutan dan desain produk yang ramah
lingkungan dapat membantu mengurangi dampak
lingkungan dari produksi teknologi.
▪ Meningkatkan akses teknologi untuk semua: Teknologi
harus dapat diakses oleh semua orang, terlepas dari latar
belakang sosial ekonomi atau lokasi geografis mereka.
Penggunaan teknologi yang berkelanjutan dapat
membantu memastikan bahwa teknologi bermanfaat bagi
semua orang. Contoh: Program yang menyediakan akses
internet dan perangkat teknologi kepada orang-orang di
daerah terpencil dapat membantu meningkatkan akses
teknologi untuk semua.
▪ Meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi:
Teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial dan ekonomi dengan menciptakan
lapangan kerja baru, meningkatkan akses ke pendidikan
dan layanan kesehatan, dan mendorong inovasi.
Penggunaan teknologi yang berkelanjutan dapat
membantu memastikan bahwa teknologi bermanfaat bagi
warga secara keseluruhan. Contoh: Penggunaan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi di sektor
kesehatan dapat membantu meningkatkan akses ke
layanan kesehatan dan mengurangi biaya perawatan
kesehatan.
141
4. Hubungan antara Teknologi, Risiko, dan Keberlanjutan
Teknologi, risiko, dan keberlanjutan saling terkait erat.
Teknologi menghadirkan risiko yang perlu dikelola untuk
memastikan bahwa teknologi digunakan secara aman dan
bertanggung jawab. Penggunaan teknologi yang
berkelanjutan dapat membantu meminimalkan risiko ini dan
memastikan bahwa teknologi bermanfaat bagi warga
dan lingkungan.
Contoh hubungan antara teknologi, risiko, dan keberlanjutan :
▪ Teknologi kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi
untuk meningkatkan banyak aspek kehidupan manusia,
tetapi juga menghadirkan risiko seperti bias algoritmik
dan hilangnya pekerjaan. Penggunaan AI yang
berkelanjutan harus mempertimbangkan risiko ini dan
memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan
bertanggung jawab.
▪ Teknologi blockchain dapat meningkatkan transparansi
dan efisiensi berbagai industri, tetapi juga menghadirkan
risiko seperti konsumsi energi yang tinggi dan pencucian
uang. Penggunaan blockchain yang berkelanjutan harus
mempertimbangkan risiko ini dan memastikan bahwa
blockchain digunakan dengan cara yang ramah
lingkungan dan bertanggung jawab.
▪ Teknologi Internet of Things (IoT) dapat
menghubungkan perangkat dan sistem yang berbeda
untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan, tetapi
juga menghadirkan risiko seperti keamanan siber dan
privasi data. Penggunaan IoT yang berkelanjutan harus
mempertimbangkan risiko ini dan memastikan bahwa IoT
digunakan dengan cara yang aman dan bertanggung
jawab.
142
B. Jenis Dan Dampak Risiko Teknologi
1. Risiko Keamanan Siber
Risiko keamanan siber seperti peretasan, malware, dan
phishing bisa membahayakan sistem komputer dan data
Anda.
Dampak Risiko Keamanan Siber:
▪ Kehilangan Data Pribadi: Data pribadi seperti informasi
keuangan, data kesehatan, dan informasi identitas pribadi
dapat dicuri dan disalahgunakan oleh penjahat siber. Hal
ini dapat mengakibatkan kerugian finansial, pencurian
identitas, dan kerusakan reputasi.
▪ Kerugian Finansial: Penjahat siber dapat mencuri uang
dari akun bank online, kartu kredit, dan platform
pembayaran online lainnya. Mereka juga dapat
melakukan penipuan dan pemerasan menggunakan data
yang mereka curi.
▪ Reputasi Rusak: Pelanggaran keamanan siber dapat
merusak reputasi individu, organisasi, dan bahkan
pemerintah. Kehilangan kepercayaan publik dapat
berdampak negatif pada bisnis dan operasi lainnya.
▪ Gangguan Operasi: Serangan siber dapat mengganggu
atau melumpuhkan sistem komputer dan jaringan, yang
dapat menyebabkan penundaan, kehilangan
produktivitas, dan kerugian finansial yang signifikan.
Contoh Kasus Risiko Keamanan Siber :
▪ Kebocoran Data Equifax (2017): Salah satu pelanggaran
data terbesar dalam sejarah AS, kebocoran data Equifax
memengaruhi lebih dari 147 juta orang dan mengekspos
informasi pribadi seperti nomor Jaminan Sosial, tanggal
lahir, dan alamat.
▪ Serangan WannaCry (2017): Serangan ransomware global
ini menginfeksi lebih dari 200.000 komputer di lebih dari
150 negara, menuntut pembayaran tebusan untuk
mendekripsi data yang disandera. Serangan ini
menyebabkan gangguan yang signifikan pada operasi
bisnis dan infrastruktur penting.
143
Jenis-jenis Risiko Keamanan Siber:
▪ Peretasan: Penjahat siber mendapatkan akses tidak sah ke
sistem komputer atau jaringan untuk mencuri data,
menginstal malware, atau mengganggu operasi.
▪ Malware: Perangkat lunak berbahaya seperti virus, Trojan
horse, dan worm dapat merusak sistem komputer,
mencuri data, atau menyebarkan ke komputer lain.
▪ Phishing: Penjahat siber mencoba menipu pengguna agar
mengungkapkan informasi pribadi atau mengklik tautan
berbahaya melalui email, situs web palsu, atau pesan teks.
▪ Denial-of-service (DoS) Attacks: Serangan ini membanjiri
server dengan lalu lintas palsu untuk membuatnya tidak
dapat diakses oleh pengguna yang sah.
▪ Man-in-the-middle Attacks: Penjahat siber mencegat
komunikasi antara dua pihak untuk mencuri data atau
mengubah pesan.
Mencegah Risiko Keamanan Siber :
▪ Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun
online.
▪ Aktifkan autentikasi dua faktor untuk akun penting.
▪ Perbarui perangkat lunak dan sistem operasi secara
teratur.
▪ Instal perangkat lunak antivirus dan anti-malware yang
andal.
▪ Berhati-hatilah saat membuka tautan atau lampiran email
dari orang asing.
▪ Jangan membagikan informasi pribadi secara online
dengan orang asing.
▪ Laporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak
berwenang yang relevan.
Risiko keamanan siber yaitu ancaman nyata yang
dapat berdampak serius pada individu dan organisasi.
Dengan memahami risiko ini dan mengambil langkah-
144
langkah untuk melindunginya, Anda dapat membantu
menjaga keamanan data dan sistem Anda.
2. Risiko Privasi Data
Risiko privasi data muncul ketika data pribadi Anda
disalahgunakan tanpa persetujuan Anda. Hal ini dapat
terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pencurian identitas,
kebocoran data, dan penyalahgunaan data.
Contoh Pelanggaran Privasi Data :
▪ Pencurian Identitas: Penjahat siber menggunakan data
pribadi Anda untuk membuka akun baru, melakukan
penipuan, atau mendapatkan akses ke informasi
keuangan Anda.
▪ Kebocoran Data: Data pribadi Anda secara tidak sengaja
atau sengaja diungkapkan kepada pihak yang tidak
berwenang. Hal ini dapat terjadi melalui peretasan,
kesalahan manusia, atau kegagalan sistem.
▪ Penyalahgunaan Data: Data pribadi Anda digunakan
untuk tujuan yang tidak Anda setujui, seperti untuk
pemasaran yang ditargetkan atau untuk membuat profil
Anda.
Dampak Pelanggaran Privasi Data :
▪ Kehilangan Kontrol Atas Data: Anda mungkin merasa
kehilangan kendali atas informasi pribadi Anda dan
bagaimana informasi tersebut digunakan.
▪ Reputasi Rusak: Pencurian identitas dan
penyalahgunaan data dapat merusak reputasi Anda dan
membuat Anda sulit untuk mendapatkan kredit atau
pekerjaan.
▪ Kecemasan dan Stres: Anda mungkin merasa cemas, stres,
dan frustrasi sebab mengetahui bahwa data pribadi
Anda telah disalahgunakan.
145
Contoh Kasus Pelanggaran Privasi Data:
▪ Skandal Cambridge Analytica (2018): Data pribadi jutaan
pengguna Facebook dikumpulkan tanpa persetujuan
mereka dan digunakan untuk menargetkan mereka
dengan iklan politik.
▪ Kebocoran Data Marriott (2018): Data pribadi jutaan
tamu Marriott International dicuri dalam peretasan besar,
termasuk informasi paspor dan nomor kartu kredit.
Mencegah Pelanggaran Privasi Data:
▪ Batasi informasi pribadi yang Anda bagikan secara online.
▪ Gunakan pengaturan privasi yang kuat di akun online
Anda.
▪ Berhati-hatilah dengan situs web dan aplikasi yang Anda
gunakan.
▪ Baca kebijakan privasi dengan cermat sebelum
membagikan informasi pribadi.
▪ Laporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak
berwenang yang relevan.
Risiko privasi data yaitu masalah serius yang dapat
berdampak signifikan pada kehidupan Anda. Dengan
memahami risiko ini dan mengambil langkah-langkah untuk
melindunginya, Anda dapat membantu menjaga privasi data
Anda dan mencegah penyalahgunaan. Anda dapat
menggunakan alat dan layanan seperti
https://www.mozilla.org/en-US/privacy/firefox/ untuk
membantu Anda mengidentifikasi dan mengelola risiko
privasi data Anda.
3. Risiko Operasional
Risiko operasional muncul dari peristiwa yang dapat
mengganggu operasi bisnis secara signifikan. Peristiwa ini
dapat berupa kegagalan sistem, bencana alam, kesalahan
manusia, dan banyak lagi.
146
Dampak Risiko Operasional:
▪ Gangguan Operasi: Gangguan pada sistem komputer,
jaringan, atau infrastruktur fisik dapat menyebabkan
penundaan, kehilangan produktivitas, dan bahkan
penutupan sementara bisnis.
▪ Kehilangan Data: Bencana alam, kegagalan sistem, atau
kesalahan manusia dapat menyebabkan hilangnya data
penting, yang dapat berakibat serius bagi bisnis.
▪ Kerugian Finansial: Gangguan operasi, kehilangan data,
dan biaya pemulihan dari peristiwa operasional dapat
mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi
bisnis.
▪ Reputasi Rusak: Kegagalan operasional yang signifikan
dapat merusak reputasi bisnis dan menyebabkan
hilangnya kepercayaan pelanggan.
Contoh Kasus Risiko Operasional:
▪ Pemadaman Listrik di New York (2003): Pemadaman
listrik yang luas di New York City menyebabkan
gangguan operasi yang signifikan bagi banyak bisnis,
termasuk bank, bursa saham, dan transportasi umum.
Kerugian ekonomi akibat pemadaman listrik ini
diperkirakan mencapai miliaran dolar.
▪ Gempa Bumi di Jepang (2011): Gempa bumi dan tsunami
yang melanda Jepang pada tahun 2011 menyebabkan
kerusakan infrastruktur yang luas dan mengganggu
operasi banyak bisnis. Bencana ini mengakibatkan
kerugian ekonomi yang sangat besar dan memperlambat
pemulihan ekonomi Jepang.
Mencegah dan Mengelola Risiko Operasional:
▪ Membuat rencana kesinambungan bisnis: Rencana ini
harus menguraikan langkah-langkah yang akan diambil
untuk memastikan kelangsungan operasi bisnis jika
terjadi peristiwa yang mengganggu.
147
▪ Melakukan penilaian risiko: Identifikasi dan nilai risiko
operasional yang dihadapi bisnis Anda.
▪ Menerapkan kontrol internal: Menerapkan kontrol
internal yang tepat untuk mengurangi risiko operasional.
▪ Membuat rencana pemulihan bencana: Rencana ini
harus menguraikan langkah-langkah yang akan diambil
untuk memulihkan operasi bisnis setelah peristiwa
bencana.
▪ Melatih karyawan: Melatih karyawan tentang risiko
operasional dan bagaimana merespons peristiwa yang
mengganggu.
▪ Menggunakan teknologi: Gunakan teknologi untuk
membantu mengidentifikasi, menilai, dan mengelola
risiko operasional.
Risiko operasional yaitu ancaman nyata yang dapat
berdampak serius pada bisnis. Dengan memahami risiko ini,
mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya, dan
memiliki rencana untuk mengatasinya, Anda dapat
membantu melindungi bisnis Anda dari gangguan dan
memastikan kelangsungan operasi. Anda dapat
berkonsultasi dengan ahli manajemen risiko untuk
membantu Anda mengidentifikasi, menilai, dan mengelola
risiko operasional Anda.
4. Risiko Etika
Teknologi, meskipun membawa banyak manfaat, juga
menghadirkan dilema etika yang perlu dipertimbangkan
dengan cermat. Beberapa contoh dilema etika yang muncul
seiring dengan perkembangan teknologi:
a. Bias Algoritmik (Diskriminasi oleh AI)
Algoritma AI yang digunakan untuk pengambilan
keputusan, seperti dalam perekrutan, peradilan pidana,
dan pemberian pinjaman, dapat menunjukkan bias yang
tidak disadari yang mendiskriminasi kelompok orang
tertentu. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dan
148
memperburuk kesenjangan sosial. Contoh kasus: Pada
tahun 2018, sebuah algoritma yang digunakan oleh
Amazon untuk merekrut karyawan ditemukan bias
terhadap wanita. Algoritma ini lebih cenderung memilih
pelamar pria daripada wanita untuk peran tertentu.
b. Disinformasi (Penyebaran Informasi Salah)
Media sosial dan platform online lainnya
memudahkan penyebaran informasi yang salah dan
menyesatkan. Hal ini dapat berdampak negatif pada
demokrasi, kesehatan warga , dan bahkan keamanan
nasional. Contoh kasus: Pada tahun 2020, informasi yang
salah tentang COVID-19 menyebar luas di media sosial,
menyebabkan kebingungan dan ketakutan di antara
warga .
Dampak Risiko Etika:
▪ Ketidakadilan: Penggunaan teknologi yang tidak etis
dapat memperburuk ketidakadilan dan kesenjangan
sosial.
▪ Kerusakan Reputasi: Penggunaan teknologi yang tidak
etis dapat merusak reputasi individu, organisasi, dan
bahkan pemerintah.
▪ Kerusuhan Sosial: Penyebaran informasi yang salah dan
konten berbahaya di media sosial dapat memicu
kerusuhan sosial dan kekerasan.
Mencegah dan Mengelola Risiko Etika:
▪ Membuat pedoman etika: Mengembangkan pedoman
etika yang jelas untuk penggunaan teknologi dalam
organisasi Anda.
▪ Meningkatkan kesadaran: Mendidik karyawan tentang
risiko etika teknologi dan bagaimana menggunakannya
secara bertanggung jawab.
▪ Memantau dan mengevaluasi: Memantau penggunaan
teknologi dan mengevaluasi dampaknya pada etika dan
tanggung jawab sosial.
149
▪ Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan: Bekerja
sama dengan pemangku kepentingan lain, seperti
pemerintah, akademisi, dan organisasi warga sipil,
untuk mengembangkan solusi untuk masalah etika
teknologi.
Risiko etika teknologi yaitu masalah serius yang
perlu ditanggapi dengan serius. Dengan memahami risiko ini,
menerapkan praktik terbaik, dan berkolaborasi dengan
pemangku kepentingan lain, kita dapat membantu
memastikan bahwa teknologi digunakan secara bertanggung
jawab dan etis untuk manfaat semua orang.
5. Risiko Sosial
Teknologi, dengan segala manfaatnya, juga membawa
konsekuensi sosial yang perlu dipertimbangkan. Berikut
beberapa contoh risiko sosial yang perlu diwaspadai:
a. Pengangguran Teknologi (Otomatisasi Menggantikan
Pekerjaan)
Otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) berpotensi
menggantikan banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan
oleh manusia. Hal ini dapat menyebabkan pengangguran
massal, terutama di sektor-sektor yang padat karya
seperti manufaktur dan layanan pelanggan. Contoh kasus:
Saat ini banyak pekerjaan di industri manufaktur hilang
sebab digantikan oleh robot dan mesin otomatis.
b. Kesenjangan Digital (Akses Teknologi Tidak Merata)
Tidak semua orang memiliki akses yang sama
terhadap teknologi. Hal ini dapat memperburuk
kesenjangan sosial dan ekonomi, terutama antara orang
kaya dan miskin, perkotaan dan pedesaan, dan negara
maju dan berkembang. Contoh kasus: Di banyak negara
berkembang, akses internet dan perangkat teknologi
masih terbatas, terutama di daerah pedesaan.
150
Dampak Risiko Sosial:
▪ Ketidaksetaraan: Kesenjangan digital dan pengangguran
teknologi dapat memperburuk ketidaksetaraan sosial dan
ekonomi.
▪ Ketidakpuasan Sosial: Pengangguran dan kurangnya
akses terhadap teknologi dapat menyebabkan
ketidakpuasan sosial dan bahkan kerusuhan.
▪ Ketegangan Sosial: Ketidaksetaraan dan ketidakpuasan
sosial dapat menyebabkan ketegangan sosial dan bahkan
konflik.
Mencegah dan Mengelola Risiko Sosial:
▪ Membuat kebijakan yang mendukung inklusi digital:
Pemerintah dan organisasi harus bekerja sama untuk
memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang
sama terhadap teknologi.
▪ Berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan: Penting
untuk berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk
membantu orang-orang beradaptasi dengan perubahan
ekonomi yang disebabkan oleh teknologi.
▪ Mendukung kewirausahaan dan inovasi: Penting untuk
mendorong kewirausahaan dan inovasi untuk
menciptakan lapangan kerja baru di sektor-sektor yang
tidak terancam oleh otomatisasi.
▪ Membangun dialog dan pemahaman: Penting untuk
membangun dialog dan pemahaman antara pemangku
kepentingan yang berbeda untuk mengatasi masalah
sosial yang terkait dengan teknologi.
Risiko sosial teknologi yaitu masalah serius yang
perlu ditanggapi dengan serius. Dengan memahami risiko ini,
mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya, dan
mempromosikan penggunaan teknologi yang inklusif dan
bertanggung jawab, kita dapat membantu memastikan
bahwa teknologi bermanfaat bagi semua orang dan tidak
memperburuk kesenjangan sosial.
151
6. Pentingnya Mempelajari Risiko Teknologi
Memahami risiko teknologi menjadi semakin penting
di era digital ini, di mana kita semakin bergantung pada
teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut beberapa
alasan mengapa mempelajari risiko teknologi sangatlah
penting:
a. Melindungi Diri dari Bahaya Online
Teknologi membuka peluang baru untuk
berinteraksi, belajar, dan berbisnis. Namun, peluang ini
juga diiringi dengan berbagai bahaya online, seperti
penipuan siber, perundungan online, dan konten
berbahaya. Memahami risiko ini membantu kita untuk
melindungi diri dan orang lain dari bahaya tersebut.
b. Menjaga Privasi Data:
Data pribadi kita semakin banyak disimpan
secara online, dan hal ini meningkatkan risiko pencurian
data dan penyalahgunaan privasi. Dengan memahami
risiko privasi data, kita dapat mengambil langkah-
langkah untuk melindungi informasi pribadi kita dan
memastikan bahwa informasi tersebut digunakan secara
bertanggung jawab.
c. Mendukung Penggunaan Teknologi yang Bertanggung
Jawab:
Teknologi memiliki potensi untuk memberikan
dampak positif bagi warga . Namun, jika tidak
digunakan dengan bertanggung jawab, teknologi dapat
menyebabkan konsekuensi negatif, seperti bias algoritmik,
disinformasi, dan pengangguran teknologi. Memahami
risiko ini membantu kita untuk menggunakan teknologi
dengan cara yang etis dan bertanggung jawab, dan untuk
mendorong penggunaan teknologi yang bermanfaat bagi
semua orang.
d. Mitigasi Dampak Negatif Teknologi
Meskipun teknologi membawa banyak manfaat,
namun juga memiliki potensi untuk menimbulkan
dampak negatif, seperti polusi elektronik, kecanduan
teknologi, dan dampak negatif pada kesehatan mental.
152
Memahami risiko ini membantu kita untuk
mengembangkan solusi untuk meminimalkan dampak
negatif teknologi dan memastikan bahwa teknologi
digunakan secara berkelanjutan.
Kesimpulan
Teknologi membawa banyak manfaat bagi kehidupan
kita. Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi juga
memiliki risiko. Dengan mempelajari dan memahami risiko
ini, kita dapat memanfaatkan teknologi dengan aman dan
bertanggung jawab, dan memaksimalkan manfaatnya sambil
meminimalkan dampak negatifnya.
Tips :
▪ Anda dapat mengikuti kursus online atau pelatihan
tentang keamanan siber dan privasi data untuk
meningkatkan pengetahuan Anda tentang risiko
teknologi.
▪ Anda dapat menggunakan alat dan layanan online untuk
membantu Anda melindungi diri dari bahaya online dan
menjaga privasi data Anda.
▪ Anda dapat terlibat dalam diskusi dan dialog tentang
risiko teknologi dan bagaimana menggunakan teknologi
secara bertanggung jawab.
▪ Anda dapat mendukung organisasi dan inisiatif yang
bekerja untuk mempromosikan penggunaan teknologi
yang aman, etis, dan berkelanjutan.
C. Strategi Pengelolaan Risiko Teknologi
1. Penilaian Risiko
Penilaian risiko yaitu langkah pertama dalam
mengelola risiko teknologi. Tujuannya yaitu untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi risiko
yang dihadapi oleh organisasi. Penilaian risiko harus
dilakukan secara berkala dan komprehensif, dan harus
mempertimbangkan semua aspek organisasi, termasuk
infrastruktur TI, aplikasi, data, dan karyawan.
153
Metode Penilaian Risiko
▪ Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi semua risiko
teknologi yang mungkin dihadapi oleh organisasi.
▪ Analisis Risiko: Menganalisis setiap risiko untuk
menentukan kemungkinan dan dampaknya.
▪ Evaluasi Risiko: Mengevaluasi risiko berdasarkan
kemungkinan dan dampaknya untuk menentukan
prioritasnya.
2. Pengendalian Risiko
Setelah risiko diidentifikasi dan dievaluasi, langkah
selanjutnya yaitu menerapkan kontrol untuk
menguranginya. Kontrol risiko dapat dikategorikan menjadi :
▪ Kontrol Pencegahan: Mencegah risiko terjadi sejak awal.
▪ Kontrol Detektif: Mendeteksi risiko sedini mungkin.
▪ Kontrol Korektif: Mengurangi dampak risiko setelah
terjadi.
3. Mitigasi Risiko
Mitigasi risiko yaitu proses untuk mengurangi
kemungkinan atau dampak risiko. Beberapa strategi mitigasi
risiko yang umum digunakan yaitu :
▪ Penerapan teknologi keamanan: Memasang firewall,
antivirus, dan perangkat lunak keamanan lainnya.
▪ Pelatihan dan edukasi: Melatih karyawan tentang risiko
teknologi dan cara menguranginya.
▪ Membuat kebijakan dan prosedur: Menerapkan
kebijakan dan prosedur untuk mengatur penggunaan
teknologi.
▪ Membuat rencana pemulihan bencana: Memiliki rencana
untuk memulihkan operasi TI jika terjadi bencana.
4. Perencanaan Pemulihan Bencana
Perencanaan pemulihan bencana yaitu proses untuk
memastikan bahwa organisasi dapat memulihkan operasi TI
dengan cepat dan efisien setelah terjadi bencana. Rencana
pemulihan bencana harus mencakup:
154
▪ Analisis dampak bisnis: Mengidentifikasi dampak
potensial dari bencana pada bisnis.
▪ Strategi pemulihan: Mengembangkan strategi untuk
memulihkan operasi TI.
▪ Prosedur pemulihan: Mendokumentasikan prosedur
untuk memulihkan sistem dan data.
▪ Pengujian dan latihan: Menguji dan melatih rencana
pemulihan bencana secara berkala.
5. Peningkatan Kesadaran tentang Keamanan Siber
Meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber
yaitu kunci untuk mengelola risiko teknologi. Karyawan
harus dilatih tentang risiko keamanan siber dan cara
menguranginya. Mereka juga harus didorong untuk
melaporkan aktivitas mencurigakan kepada tim keamanan TI.
6. Pelatihan dan Edukasi
Pelatihan dan edukasi yaitu kunci untuk
meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber dan
memastikan bahwa karyawan menggunakan teknologi
dengan cara yang aman dan bertanggung jawab. Pelatihan
harus mencakup:
▪ Kesadaran tentang keamanan siber: Mengajarkan
karyawan tentang risiko keamanan siber yang umum.
▪ Praktik terbaik keamanan: Mengajarkan karyawan
tentang praktik terbaik untuk melindungi diri dari bahaya
online.
▪ Kebijakan dan prosedur: Mengajarkan karyawan tentang
kebijakan dan prosedur keamanan TI organisasi.
7. Kepatuhan terhadap Peraturan
Organisasi harus mematuhi semua peraturan yang
berlaku terkait dengan teknologi, seperti undang-undang
privasi data dan undang-undang keamanan siber. Kepatuhan
terhadap peraturan membantu untuk mengurangi risiko
hukum dan reputasi.
155
Kesimpulan
Strategi pengelolaan risiko teknologi yang efektif
harus mencakup semua elemen yang telah dibahas di atas.
Dengan menerapkan strategi ini, organisasi dapat
mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko teknologi
secara efektif, dan memastikan bahwa teknologi digunakan
dengan aman dan bertanggung jawab. Anda dapat
berkonsultasi dengan ahli manajemen risiko TI untuk
membantu Anda mengembangkan dan menerapkan strategi
pengelolaan risiko teknologi.
D. Penggunaan Teknologi Berkelanjutan
Penggunaan teknologi berkelanjutan mengacu pada
penggunaan teknologi yang meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan dan memaksimalkan manfaat sosial dan
ekonomi. Hal ini berarti menggunakan teknologi secara
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Manfaat Penggunaan Teknologi Berkelanjutan
Penggunaan teknologi berkelanjutan menawarkan
banyak manfaat, termasuk:
▪ Penghematan energi: Teknologi hemat energi dapat
membantu mengurangi konsumsi energi dan emisi gas
rumah kaca.
▪ Pengurangan limbah: Teknologi daur ulang dan
pengurangan limbah dapat membantu mengurangi jumlah
limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.
▪ Peningkatan aksesibilitas: Teknologi yang membantu
penyandang disabilitas dapat meningkatkan aksesibilitas
dan inklusi.
▪ Peningkatan efisiensi: Teknologi dapat membantu
meningkatkan efisiensi operasi bisnis dan mengurangi
pemborosan.
156
▪ Penciptaan lapangan pekerjaan: Industri teknologi hijau
menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Tantangan Penggunaan Teknologi Berkelanjutan
Meskipun banyak manfaatnya, penggunaan teknologi
berkelanjutan juga menghadirkan beberapa tantangan, seperti:
● Biaya: Teknologi berkelanjutan mungkin lebih mahal
daripada teknologi tradisional.
● Infrastruktur: Diperlukan infrastruktur yang memadai
untuk mendukung penggunaan teknologi berkelanjutan.
● Perubahan perilaku: Diperlukan perubahan perilaku untuk
mengadopsi teknologi berkelanjutan secara luas.
● Kurangnya kesadaran: Banyak orang tidak menyadari
manfaat dan pentingnya penggunaan teknologi
berkelanjutan.
Strategi untuk Mempromosikan Penggunaan Teknologi
Berkelanjutan
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
mempromosikan penggunaan teknologi berkelanjutan, antara
lain :
▪ Kebijakan publik: Pemerintah dapat menerapkan kebijakan
yang mendorong penggunaan teknologi berkelanjutan,
seperti insentif pajak dan subsidi.
▪ Pendidikan: Penting untuk mendidik warga tentang
manfaat dan pentingnya penggunaan teknologi
berkelanjutan.
▪ Inovasi teknologi: Perlu ada investasi dalam penelitian dan
pengembangan teknologi berkelanjutan baru.
▪ Kemitraan: Kemitraan antara sektor publik, swasta, dan
warga sipil dapat membantu mempercepat adopsi
teknologi berkelanjutan.
157
Menekankan Pentingnya Mengelola Risiko Teknologi dan
Menggunakan Teknologi Secara Berkelanjutan
Mengelola risiko teknologi dan menggunakan teknologi
secara berkelanjutan sangat penting untuk memastikan masa
depan yang berkelanjutan. Dengan menerapkan strategi yang
tepat, kita dapat menggunakan teknologi untuk memenuhi
kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Membahas Arah Masa Depan Pengelolaan Risiko Teknologi
dan Penggunaan Berkelanjutan
Arah masa depan pengelolaan risiko teknologi dan
penggunaan berkelanjutan akan fokus pada beberapa area
utama, termasuk :
▪ Perkembangan kecerdasan buatan (AI): AI dapat digunakan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
risiko teknologi dan penggunaan berkelanjutan.
▪ Teknologi blockchain: Blockchain dapat digunakan untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan rantai pasokan dan penggunaan teknologi.
▪ Teknologi Internet of Things (IoT): IoT dapat digunakan
untuk memantau dan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya secara real-time.
▪ Ekonomi sirkuler: Ekonomi sirkuler yaitu model ekonomi
yang bertujuan untuk meminimalkan limbah dan
memaksimalkan penggunaan kembali sumber daya.
Dengan memanfaatkan teknologi baru ini, kita dapat
menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan di mana
teknologi digunakan untuk kebaikan dan bukan untuk
keburukan.
158
DAFTAR PUSTAKA
Arnani, M., Dwi I. W. (2011, March 11). Gempa M 9,1 dan Tsunami
di Jepang, Sebabkan Bencana Nuklir.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/11/121000
665/11-maret-2011-gempa-m-9-1-dan-tsunami-di-jepang-
sebabkan-bencana-nuklir
Confessore, N., (2018, Apr 4). Cambridge Analytica and Facebook:
The Scandal and the Fallout So Far.
https://www.nytimes.com/2018/04/04/us/politics/cambr
idge-analytica-scandal-fallout.html
Franedya, R., (2019, Oct 11). Duh, Robot Bakal Hapus 20 Juta
Pekerjaan di Sektor Manufaktur.
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20191011133754-37-
106239/duh-robot-bakal-hapus-20-juta-pekerjaan-di-sektor-
manufaktur
Fraser, J. R., Quail, R., & Simkins, B. (Eds.). (2021). Enterprise risk
management: Today's leading research and best practices for
tomorrow's executives. John Wiley & Sons.
Hampton, J. (2009). Fundamentals of enterprise risk management:
How top companies assess risk, manage exposure, and seize
opportunity
Jones, P., Wynn, M., Hillier, D., & Comfort, D. (2017). The
sustainable development goals and information and
communication technologies. Indonesian Journal of
Sustainability Accounting and Management, 1(1), 1â-15.
Lam, J. (2014) Enterprise Risk Management: From Incentives to
Controls. John Wiley & Sons, Hoboken.
http://dx.doi.org/10.1002/9781118836477
Liputan6, (2003, Aug 14). Mati Lampu Massal di Kota-Kota Amerika
Serikat dan Kanada Picu Kegelisahan.
https://www.liputan6.com/global/read/5041012/14-
agustus-2003-mati-lampu-massal-di-kota-kota-amerika-
serikat-dan-kanada-picu-kegelisahan
159
Moeller, R. R. (2007). COSO enterprise risk management:
understanding the new integrated ERM framework. John
Wiley & Sons.
Saeidi, P., Saeidi, S. P., Sofian, S., Saeidi, S. P., Nilashi, M., & Mardani,
A. (2019). The impact of enterprise risk management on
competitive advantage by moderating role of information
technology. Computer standards & interfaces, 63, 67-82.
Scott, E. T., Stiles, P., & Debata, P. (2022). Managing new technology:
the combination of model risk and enterprise risk
management. University of Cambridge, Judge Business
School.
Stahl, B. C., Eden, G., & Jirotka, M. (2013). Responsible research and
innovation in information and communication technology:
Identifying and engaging with the ethical implications of
ICTs. Responsible innovation: Managing the responsible
emergence of science and innovation in society, 199-218.
160
TENTANG PENULIS
Antonius Sony E. N., S.T., M.T. Seorang
praktisi dengan pengalaman lebih dari 20
tahun di dunia IT, saat ini bekerja sebagai
VP Technology and Solutions Development di
salah satu IT Solution Provider dan
berkontribusi sebagai dosen luar biasa di
Universitas Multimedia Nusantara.
Dengan latar belakang teknis berbasis solusi yang kuat dalam
desain dan pengembangan IT baik di on-premise maupun multi-cloud,
membuat penulis dipercaya sebagai enabler untuk solusi bisnis yang
lebih baik dan mengembangkan kompetensi dinamis bagi
organisasi dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan. Penulis menempuh pendidikan program Sarjana (S1)
Universitas Indonesia jurusan Teknik Elektro, dan mendapatkan
pendidikan program Pasca Sarjana (S2) Universitas Pelita Harapan
jurusan Teknik Industri Multimedia. Saat ini sedang menempuh
pendidikan Doktor (S3) di Universitas Bina Nusantara program
Doctor of Research in Management.
161
BAB
7
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Edy Setiawan, ST., MT.
A. Definisi Industri 4.0
Sebelum mengenal lebih jauh tentang "Industri 4.0", kita
lihat lebih dulu ilustrasi dari Revolusi Industri yang ditunjukkan
pada Gambar 1 di bawah. Perkembangannya mulai dari Industri
1.0, yang mulai berkembang di abad ke-17, Industri 2.0 yang
berkembang di abad ke-18, Industri 3.0 berkembang di abad ke-
20 dan sekarang ini teknologi sudah sangat berkembang dan
sangat berpengaruh pada semua lini pekerjaan yang dikerjakan
oleh manusia. Dan sekarang ini kita sudah masuk pada Industri
4.0 yang sering kita kenal dengan "Industri Keempat", dan "4IR".
Istilah "Industri 4.0", juga dikenal sebagai "Revolusi
Industri Keempat", merujuk pada otomatisasi, data, dan
komputer yang semakin bersatu untuk mengubah cara kita
bekerja, terutama dalam industri manufaktur (Tarasov, 2018).
Industri 4.0 yaitu lanjutan dari revolusi industri ketiga, yang
mencakup pembuatan komputer dan Internet (Bekmurzaeva,
2023). Industri ini membawa teknologi ke tingkat kemajuan baru
dan mengaburkan perbedaan antara dunia digital dan fisik.
Materi seperti otomatisasi, kecerdasan buatan, dan Internet of
Things menjadi lebih umum. Meskipun revolusi industri
sebelumnya sebagian besar berfokus pada kemajuan teknologi,
Industri 4.0 berfokus pada perkembangan teknologi dan
bagaimana mereka memengaruhi kehidupan sehari-hari. Ini
yaitu transformasi industri dan sistem produksi melalui adopsi
teknologi baru. Sebelum mempelajari perubahan terbaru dalam
REVOLUSI
INDUSTRI 4.0
162
industri manufaktur, penting untuk memahami bagaimana
industri ini mengalami perubahan.
Gambar 7. 1 Ilustrasi Revolusi Industri
(Tay, et al., 2018)
"Revolusi Industri Keempat", yaitu tahap selanjutnya
dalam digitalisasi industri manufaktur. Ini didorong oleh tren
yang berubah seperti analitik, peningkatan konektivitas dan
data, interaksi manusia-mesin, dan peningkatan robotika
(Bekmurzaeva, 2023). Termasuk augmented reality, otomatisasi
mesin, dan banyak lagi, revolusi industri abad kedua puluh satu
yaitu revolusi digital. Istilah "Industri 4.0", "Industri Keempat",
dan "4IR" mengacu pada era konektivitas, analitik modern,
otomatisasi, dan teknologi manufaktur canggih yang telah
mengubah bisnis di seluruh dunia selama bertahun-tahun.
Sektor manufaktur ini mengalami gelombang transformasi yang
dimulai pada pertengahan tahun 2010an dan memiliki potensi
besar untuk operasi dan masa depan produksi.
163
B. Perkembangan Industri 4.0
Industri 4.0 mengambil inspirasi dari penemuan Revolusi
Industri Ketiga, juga dikenal sebagai revolusi digital, yang
berlangsung dari tahun 1950an hingga awal tahun 2000an dan
membawa banyak inovasi seperti komputer, berbagai barang
elektronik, Internet, dan banyak lagi. Industri 4.0 membawa
penemuan-penemuan ini lebih jauh daripada yang dapat
dibayangkan sebelumnya dengan menerapkan empat teknologi
dasar (Anon., 2022):
1. Konektivitas, data, dan komputasi: teknologi cloud, Internet,
blockchain, sensor.
2. Analitik dan kecerdasan: analitik tingkat lanjut, pembelajaran
mesin, kecerdasan buatan.
3. Interaksi manusia - mesin: virtual reality (VR) dan augmented
reality (AR), robotika dan otomatisasi, kendaraan autonomous.
4. Rekayasa tingkat lanjut mencakup manufaktur aditif
(pencetakan 3-D), energi terbarukan, dan partikel nano.
C. Karakteristik Industri 4.0
Industri 4.0 yaitu masa depan manufaktur global. Ini
yaitu era otomatisasi, pabrik yang terdigitalisasi dan
digitalisasi produk. Namun demikian, bidang akademisi masih
belum dapat mendefinisikan pendekatan tersebut sebab
Industri 4.0 yaitu istilah dasar yang mengacu pada revolusi
industri keempat. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk
membedakan komponen-komponennya. Ada 9 karakteristik
industri seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.2 di bawah ini.
164
Gambar 7. 2 Karakteristik Industri 4.0
(Tay, et al., 2018)
1. Big Data
Analitis data besar membantu manufaktur prediktif di
Industri 4.0 dan, sebab perkembangan Internet yang pesat,
merupakan arah penting dalam pengembangan teknologi
industri. Hal ini menghasilkan sejumlah besar data yang
diproduksi dan diperoleh setiap hari yang tidak dapat
diproses dan dianalisis dengan cara konvensional. Oleh
sebab itu, industri 4.0 baru-baru ini berbicara tentang big
data. Banyak aplikasi lain yang dapat memperoleh nilai
tambah saat teknik yang ada berkembang untuk menangani
data besar. Menggunakan teknologi digital untuk melakukan
analisis dikenal sebagai big data. Menurut Forrester, "Big
Data" memiliki empat dimensi: kecepatan, variasi, volume, dan
nilai.
165
Gambar 7. 3 Ilustrasi Big Data
(Kashyap, 2023)
2. Simulation
Cara menjalankan proses untuk mengetahui atau
memprediksi keluaran dari proses atau sistem disebut
pemodelan simulasi. Permodelan simulasi digunakan untuk
menggambarkan dunia nyata yang terdiri dari manusia,
produk, dan mesin, kemudian menggunakan data waktu
nyata. Oleh sebab itu, operator dapat mengoptimalkan
pengaturan mesin dalam lingkungan simulasi sebelum
diterapkan dalam dunia nyata. Ini meningkatkan kualitas
dan menghemat waktu. Pemodelan sistem manufaktur dan
sistem lainnya dengan konsep virtual sekarang mungkin bisa
dilakukan dengan adanya kemajuan baru dalam paradigma
pemodelan simulasi. Simulasi juga dapat digunakan oleh
kecerdasan buatan (kognitif) untuk mengontrol proses,
seperti penyesuaian otonom pada sistem operasi.
166
Gambar 7. 4 Ilustrasi Permodelan Simulation
(Anon., n.d.)
3. Internet of Services (IoS)
Industri otomotif sangat bergantung pada Internet of
Services. Teknologi informasi memungkinkan transfer data,
yang membuat mobilitas sehari-hari lebih aman, mudah, dan
menyenangkan. Dalam fungsinya sebagai "vendor layanan",
Internet of Services (IoS) menyediakan berbagai layanan
melalui internet sesuai dengan jenis layanan layanan
digitalisasi yang tersedia. Layanan ini tersedia dan dapat
disesuaikan dengan model bisnis, mitra, atau pengaturan
layanan apa pun. Pemasok menyediakan dan
mengintegrasikan layanan menjadi layanan nilai tambah
sebab pelanggan dapat berkomunikasi satu sama lain
melalui berbagai saluran.
4. Augmented Reality
Perusahaan teknologi mulai mempertimbangkan
Augmented Reality (AR) sebagai salah satu bisnis yang paling
menguntungkan untuk diinvestasikan. sebab teknologi ini
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan
pemeliharaan dan kemungkinan kesalahan, teknologi ini
dapat sangat membantu pekerjaan pemeliharaan perusahaan.
Teknologi ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan
memungkinkan penggunaan prediktif pemeliharaan untuk
mencegah pemeliharaan reaktif yang tidak direncanakan. Ini
167
juga memungkinkan untuk menjaga frekuensi pemeliharaan
pada tingkat yang rendah. Hal ini akan mengurangi biaya
dari pemeliharaan preventif yang berlebihan.
Gambar 7. 5 Ilustrasi Internet of Services (IoS)
(BasuMallick, 2023)
Gambar 7. 6 Ilustrasi Augmented Reality
(GPS, 2023)
5. Cyber-Physical System (CPS)
Industri 4.0 dapat didefinisikan sebagai kajian Sistem
Cyber-Physical sebab kemajuan dalam komunikasi setiap
sistem produksi CPS memiliki sensor yang dipasang di
seluruh aspek fisik untuk menghubungkan hal-hal fisik
168
dengan model virtual. Ini sebab sistem cyberfisik menjadi
lebih umum di warga dan terjadi selama interaksi
manusia. Oleh sebab itu, harus dipastikan bahwa CPS
berperilaku stabil dan memiliki hubungan tertentu ketika
digunakan dengan kecerdasan buatan (AI). CPS juga
merupakan fondasi untuk menciptakan Internet of Things
(IoT) yang dapat diakses oleh semua orang (Mosterman).
Akibatnya, di masa mendatang, akan lebih mudah bagi
perusahaan untuk membangun jaringan global yang
bergabung dengan sistem pergudangan, mesin, dan fasilitas
produksi CPS.
Gambar 7. 7 Ilustrasi Cyber-Physical System (CPS)
(Jørgensen, 2024)
6. Additive Manufacturing (3D Printing)
Pemanfaatan sistem produksi cerdas dan teknologi
data canggih didorong oleh industri 4.0. Oleh sebab itu,
manufaktur aditif yaitu salah satu alat penting untuk
merangkul Industri 4.0. Penting untuk mempertahankan
daya saing ekonomi yaitu mengembangkan keterampilan
manufaktur baru yang melibatkan integrasi teknologi
informasi. Industri 4.0 muncul sebagai hasil dari kemajuan
teknologi cyber. Dengan penggunaan manufaktur aditif, tren
mencari bahan baru yang mudah diakses semakin meningkat.
Material pintar dapat digunakan untuk mencapai
169
karakteristik material tertentu. Bahkan, industri 4.0 sangat
bergantung pada kemampuan manufaktur aditif.
Gambar 7. 8 Ilustrasi Additive Manufacturing (3D Printing)
(Anon., n.d.)
7. Internet of Things (IoT)
Dengan menggabungkan Internet of Things (IoT) dan
Internet of Services (IoS) dalam proses manufaktur, industri
4.0 muncul sebagai hasil dari kombinasi keduanya. Secara
umum, Internet of Things (IoT) memiliki kemampuan untuk
menghubungkan sistem, layanan, dan objek fisik dengan
konektivitas yang canggih, yang memungkinkan komunikasi
dan berbagi data serta komunikasi objek-ke-objek. Ini dapat
dicapai melalui otomatisasi dan kontrol elemen dalam
berbagai industri, seperti permesinan, pencahayaan,
pemanasan, dan pemantauan jarak jauh.
8. Cloud Computing
Logika sistem yang agak baru, komputasi awan (Cloud
Computing), memberi pengguna banyak ruang penyimpanan.
Sumber daya ini dapat diakses oleh bisnis atau individu.
Dengan kemajuan teknologi, sistem penyimpanan cloud akan
terus menyimpan fungsi data mesin, memungkinkan sistem
produksi menjadi lebih berbasis data. Dalam revolusi
industri, lebih banyak data akan dibagikan di seluruh lokasi
untuk bisnis produksi, yang dapat mengurangi keterbatasan
perusahaan. Banyak perusahaan mulai mempertimbangkan
170
cloud saat membangun sistem data mereka. Jumlah aplikasi
yang dikembangkan di cloud secara bertahap meningkat.
Gambar 7. 9 Ilustrasi Internet of Things (IoT)
(Zarka, n.d.)
9. Autonomous Robots
Robot saat ini lebih fleksibel, memiliki lebih banyak
fungsi, dan lebih mudah digunakan dalam banyak hal.
Dalam waktu dekat, robot-robot ini akan lebih canggih, lebih
murah, dan berinteraksi satu sama lain dengan manusia.
Robot-robot tersebut juga dibawah kendali manusia. Mereka
akan menjadi lebih baik daripada robot yang saat ini
digunakan di industri manufaktur.
171
Gambar 7. 10 Ilustrasi Cloud Computing
(A, 2023)
Gambar 7. 11 Ilustrasi Autonomous Robots
(McCluskey, 2018)
D. Rangkuman
Istilah "Industri 4.0", juga dikenal sebagai "Revolusi
Industri Keempat", merujuk pada otomatisasi, data, dan
komputer yang semakin bersatu untuk mengubah cara kita
bekerja, terutama dalam industri manufaktur. Industri ini
membawa teknologi ke tingkat kemajuan baru dan
mengaburkan perbedaan antara dunia digital dan fisik.
Otomatisasi, kecerdasan buatan, dan Internet of Things menjadi
lebih umum. Meskipun revolusi industri sebelumnya sebagian
besar berfokus pada kemajuan teknologi, Industri 4.0 berfokus
172
pada perkembangan teknologi dan bagaimana mereka
memengaruhi kehidupan sehari-hari. Industri 4.0 mengambil
inspirasi dari penemuan Revolusi Industri Ketiga, juga dikenal
sebagai revolusi digital, yang berlangsung dari tahun 1950an
hingga awal tahun 2000an dan membawa banyak inovasi seperti
komputer, berbagai barang elektronik, Internet, dan banyak lagi.
Industri 4.0 membawa penemuan-penemuan ini lebih jauh
daripada yang dapat dibayangkan sebelumnya. Ada 9
karakteristik industri yang masuk dalam perkembangan
Revolusi Industri, yaitu Big Data, Permodelan simulation, Internet
of Services (IOS), Augmented Reality (AR), Cyber-Physical System
(CPS), Additive Manufacturing (3D Printing), Internet of Things
(IoT), Cloud Computing, Autonomous Robots.
173
DAFTAR PUSTAKA
Anon., 2022. Mckinsey.Com. [Online]
Available at: https://www.mckinsey.com/featured-
insights/mckinsey-explainers/what-are-industry-4-0-the-
fourth-industrial-revolution-and-4ir
[Accessed Wednesday, May 2024].
Anon., n.d. ddent-usa.com. [Online]
Available at: https://www.ddent-usa.com/additive-
manufacturing-3d-printing/
[Accessed Wednesday, May 2024].
Anon., n.d. focus-grp.com. [Online]
Available at: https://focus-grp.com/simulation-modeling/
[Accessed Wednesday, May 2024].
A, W., 2023. menggunakan.id. [Online]
Available at: https://www.menggunakan.id/cloud-
computing-pengertian-jenis-dan-cara-kerja/
[Accessed Wednesday, May 2024].
Basu Mallick,. C., 2023. spiceworks.com. [Online]
Available at:
https://www.spiceworks.com/tech/networking/articles/
what-is-the-internet/
[Accessed Wednesday, May 2024].
Bekmurzaeva, R., 2023. Industry 4.0: The Fourth Industrial Revolution.
France, EDP Sciences - Web of Conferences.
GPS, K. T. o. I. C., 2023. icscareergps.com. [Online]
Available at: https://www.icscareergps.com/blog/latest-
education-and-career-buzz/what-exactly-is-augmented-
reality-ar-and-how-does-it-work/
[Accessed Wednesday, May 2024].
Jørgensen, J. B., 2024. imm.dtu.dk. [Online]
Available at: https://www.imm.dtu.dk/~jbjo/cps.html
[Accessed Wednesday, May 2024].
174
Kashyap, S., 2023. Linkedin.Com. [Online]
Available at: https://www.linkedin.com/pulse/title-
demystifying-big-data-unveiling-power-analytics-shruti-
kashyap-
[Accessed Wednesday, May 2024].
McCluskey, B., 2018. theengineer.co.uk. [Online]
Available at: https://www.theengineer.co.uk/content/in-
depth/autonomous-mobile-robots-still-a-vision-for-the-
future/
[Accessed Wednesday, May 2024].
Tarasov, I. V., 2018. Industry 4.0: Concept, concept, development trends.
France, EDP Sciences - Web of Conferences.
Tay, S. I., Chuan, L. T., Nor Aziati, A. H. & Aizat Ahmad, A. N., 2018.
An Overview of Industry 4.0: Definition, Components, and
Government Initiatives. Journal of Advanced Research in
Dynamical and Control Systems, Vol. 10(14-Special Issue), pp.
1379-1387.
Zarka, N., n.d. researchgate.net. [Online]
Available at: https://www.researchgate.net/figure/nternet-
of-Things-IoT-Connecting-Anything-Anyone-Anytime-
Anyplace-Advanced_fig3_315475277
[Accessed Wednesday, May 2024].
175
TENTANG PENULIS
Edy Setiawan, ST., MT. yaitu dosen tetap
Prodi Teknik Otomasi Jurusan Teknik
Kelistrikan Kapal di Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya (PPNS) dengan mata kuliah
yang diajarkan Teknik kontrol, Mikroprosesor
& Mikrokontroler, PLC, Pneumatik &
Hidrolik, Perancangan & Simulasi
Pengendalian, Permodelan, Instrumentasi
dan Rangkaian Listrik. Lahir di Sidoarjo, 11 Mei 1979. Penulis
merupakan anak terakhir dari sebelas bersaudara dari pasangan
alm. Bapak Anawar Rasyid dan almarhumah Ibu Siti Rohana.
Pendidikan program Serjana (S1) Universitas Brawijaya Teknik
Elektro dan menyelesaikan program Pasca Sarjana (S2) di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Teknik Elektro konsentrasi di
bidang Teknik Sistem Pengaturan. Penulis juga aktif sebagai Tenaga
Ahli Auditor Energi Industri untuk Sistem Kelistrikan dari ITS
Kemitraan dan ITS Tekno Sains.
176
BAB
8
TANTANGAN HUKUM DALAM ERA DIGITAL PENGANTAR BAHASA
PEMROGRAMAN
Adv. Dr. Adrianus Agung Nugroho, S.H., M.H.
A. Era Digital
Era digital dalam pengertiannya dapat dikatakan sebagai
jaman atau masa dimana setiap kegiatan sendi kehidupan
manusia berkembang ke arah yang serba digital. Penggunaan
dokumen atau kertas lebih jarang cenderung paperless,
penggunaan perangkat-perangkat elektronik yang dahulu
hanya sebatas alat komunikasi atau alat untuk mengetik atau
membuat tulisan atau pendapat sekarang berubah semuanya
menjadi smart atau multi tasking, dalam hal ini selain untuk alat
komunikasi bisa juga digunakan untuk mencari informasi,
mengirimkan informasi dalam bentuk tulisan atau gambar,
berkomunikasi dan sosialisasi di dunia media sosial,
berkomentar atas suatu hal bahkan cenderung berjualan atau
bahkan menjadi peluang ekonomi atau industri kreatif baru
yang menguntungkan.
Era kemajuan teknologi ini dimulai sejak 1940 – 1950an
yang merupakan awal era komputasi, komputer dalam bentuk
yang besar dan mahal. Kemudian masuk di era mikrokomputer
tahun 1970 – 1980an yang mana dalam periode ini mulai lahir
komputer pribadi seperti apple, maupun IBM. Selanjutnya
mulailah masa internet di tahun 1990an , yang mana internet
menjadi semakin tersedia untuk warga umum. Kemudian
mulai 2000an menjadi era internet dan mobile, yang ditandai
dengan perkembangan internet yang lebih baik yang mulai
TANTANGAN HUKUM
DALAM ERA DIGITAL
PENGANTAR BAHASA
PEMROGRAMAN
177
menekankan interaksi oleh pengguna, aplikasi web dan media
sosial. Dan tahun 2007an mulailah ponsel pintar (smartphone)
mulai populer, yang ditandai dengan perkembangan internet
yang lebih lanjut, seperti Web 2.0 yang menekankan pada
interaksi pengguna, aplikasi web, dan media sosial. Selain itu,
ponsel pintar mulai populer, terutama setelah peluncuran
iPhone pada tahun 2007. Kemudian mulailah era digital yang
dimulai dari 2010an sampai dengan sekarang. Periode ini terjadi
pertumbuhan pesatdalam teknologi seperti kecerdasan buatan
(Artificial Intellegence/AI), big data, bank data, internet of things
(IoT), dan komputasi awan (cloud). Sehingga di era ini semakin
terjadi peningkatan signifikan dalam penggunaan media sosial
(instagram, tiktok, facebook, whattss app, telegram dan lainnya), e-
commerce, dan layanan berbasis aplikasi. Sehingga era digital ini
keterlibatan teknologi dan manusia semakin intens yang
tentunya mengakibatkan adanya tanggung jawab hukum yang
timbul antara interaksi tersebut baik antara manusia dengan
teknologi maupun manusia dengan manusia menggunakan
teknologi tersebut.
B. Tantangan Hukum
Era digital juga memunculkan tantangan hukum unik,
sebab hampir selalu perkembangan teknologi informasi
melebihi kemampuan hukum dalam tata aturan yang efektif dan
efisien dalam mengatasi masalah yang terkait. Hal-hal tersebut
meliputi :
1. Perlindungan Privasi
Teknologi digital memungkinkan untuk pengumpulan,
penyimpanan, pemrosesan dan analisis yang tak terhitung
jumlahnya atas data pribadi. Hukum harus secara efektif dan
layak mencegah peretasan dan penyalahgunaan data pribadi
tanpa membunuh inovasi, kreatifitas dan pertumbuhan
ekonomi. Pemerintah dan DPR di Indonesia untuk
perlindungan ini pada 17 Oktober 2022 telah menerbitkan
Undang-undang Perlindungan Data Pribadi No. 27 Tahun
2022, undang-undang ini bertujuan untuk melindungi data
178
pribadi individu dalam rangkaian pemrosesan atau
pengelolaan data pribadi untuk menjamin hak konstitusional
subyek data pribadi. Dalam hal ini perlindungan terhadap
data pribadi warga Indonesia.
2. Kejahatan Siber
Kejahatan siber seperti peretasan pribadi atau
korporasi, pencurian identitas digital dan serangan jaringan
multimedia lebih meningkat. Kejahatan Siber atau dapat
disebut Computer Crime dalam Black’s Law Dictionary
9th Edition, didefinisikan sebagai berikut:
A crime involving the use of a computer, such as sabotaging
or stealing electronically stored data.
Atas hal tersebut Hukum harus mampu menindak
lanjuti dengan serius, dan efektif dan memberikan sanksi
tegas terhadap pelaku kejahatan. Perlindungan atas hal ini
diatur oleh Pemerintah dan DPR Republik Indonesia dalam
UU Informasi dan Transaksi Elektronika Undang-undang
No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagaimana yang telah diubah oleh UU No. 19
Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang-undang No. 11
tahun 2008 dan terakhir diubah dengan UU No. 1 Tahun 2024
Tentang Perubahan Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
3. Pengaturan Konten Online
Dengan semakin banyaknya konten yang tersedia
secara online, pengaturan konten menjadi sulit. Tantangan
hukum termasuk menentukan batas antara kebebasan
berbicara dan penyebaran konten yang merugikan atau ilegal
seperti penipuan, kebencian, atau pornografi anak. Hal ini
juga diatur dalam aturan di Indonesia yaitu Setidaknya
terdapat enam undang-undang di bidang komunikasi yang
mengatur regulasi tersebut, yaitu UU No. 9 Tahun 1998
tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum, UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, UU No. 32
Tahun 2002 tentang Penyiaran, UU No. 36 Tahun 1999
179
tentang Komunikasi, UU No.14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik, UU No. 11 Tahun 2008
tentang ITE Jo. UU No.19 Tahun 2016 jo UU No. 1 Tahun 2024,
serta sejumlah Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya.
4. Ketidaksetaraan Akses
Ada tantangan hukum dalam memastikan bahwa
akses ke teknologi digital tidak hanya tersedia bagi sebagian
kecil warga , tetapi juga mencakup semua orang tanpa
memandang status sosial atau geografis mereka. Tantangan
terbesar di Indonesia yang cukup besar yaitu geografis
sebab daerah yang luas dan tidak merata, sehingga
dibutuhkan kemampuan jaringan-jaringan menara untuk
bisa menyambungkan sinyal Provider unutk bisa mengakses
aplikasi atau web digital tersebut.
5. Kebijakan Perlindungan Konsumen
Perdagangan elektronik meningkatkan kebutuhan
akan kebijakan perlindungan konsumen yang efektif untuk
melindungi konsumen dari praktik bisnis yang tidak etis,
penipuan online, dan ketidaksetaraan informasi. UU yang
mengatur mengenai perlindungan konsumen ini diatur
dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen. Terkait hak- hak konsumen yang diatur dalam
Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 27 , dan Pasal 33, yaitu
Hak dalam memilih barang, Hak mendapat kompensasi dan
ganti rugi, Hak mendapat barang/jasa yang sesuai, Hak
menerima kebenaran atas segala informasi pasti, dan Hak
pelayanan tanpa tindak diskriminasi.
6. Hak Kekayaan Intelektual
Dalam era digital, hak kekayaan intelektual seperti hak cipta,
merek dagang, dan paten dapat dengan mudah dilanggar atau
disalahgunakan. Tantangan hukum meliputi penegakan hak-
hak ini secara efektif di lingkungan digital yang global. Hak
Cipta diatur dalam UU No. 28 Tahun 2014. UU tentang Merek
dagang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek
dan Indikasi Geografis dan diubah beberapa ketentuan
180
dalam UU Cipta Kerja No. 6 tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang.
Demikian juga dengan UU Paten diatur dalam Undang-
Undang No. 13 Tahun 2016 diubah beberapa ketentuan
dalam UU Cipta Kerja No. 6 tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang.
7. Kebebasan Berpendapat dan Sensor
Teknologi digital memungkinkan pemerintah dan
perusahaan swasta untuk memantau dan mengendalikan
informasi yang tersebar di internet. Tantangan hukum
termasuk menemukan keseimbangan antara kebebasan
berbicara dan perlindungan terhadap penyebaran informasi
yang merugikan atau berbahaya. Hal ini diatur dalam UU
ITE Pasal 27-33.
8. Tantangan Hukum dalam konteks UU ITE
Dalam konteks UU ITE (Informasi dan Teknologi
Elektronik), tantangan hukum yang muncul sangat berkaitan
dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Tantangan hukum yang sering dihadapi dalam bidang
Informasi dan Transaksi Elektronika
a. Perlindungan Privasi dan Data
Penggunaan teknologi digital seringkali melibatkan
pengumpulan dan pengolahan data pribadi. Tantangan
hukum meliputi pengaturan yang memadai untuk
melindungi privasi individu dan mengatur bagaimana
data pribadi boleh digunakan oleh organisasi atau
individu lain. Hal ini diatur pada Pasal 26 ayat 1 sampai
dengan ayat 5 UU ITE Perubahan Pertama UU No. 19,
dengan bunyi sebagai berikut :
Pasal 26
(1) Kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundangundangan, penggunaan setiap informasi
melalui media elektronik yang menyangkut data
181
pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan
Orang yang bersangkutan.
(2) Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan gugatan
atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-
Undang ini.
(3) Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib
menghapus Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang tidak relevan yang berada di bawah
kendalinya atas permintaan Orang yang bersangkutan
berdasarkan penetapan pengadilan.
(4) Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib
menyediakan mekanisme penghapusan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sudah
tidak relevan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (5) Ketentuan mengenai tata
cara penghapusan Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam peraturan
pemerintah.
Peraturan Pemerintah ini diatur dalam PP terbaru
yaitu PP No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Sistem dan Transa
.jpeg)
