Debugging yaitu  proses menemukan dan memperbaiki bug 

(kesalahan) yang ada di dalam aplikasi, yang bertujuan untuk 

memastikan kualitas aplikasi. 

5. Deployment 

   Deployment yaitu  langkah-langkah untuk 

menyebarkan aplikasi, dengan cara memindahkannya ke 

tempat di mana pengguna dapat 

mengambil/mengunduhnya untuk digunakan misalnya ke 

Playstore untuk aplikasi seluler, atau ke tempat di mana 

pengguna dapat menggunakannya langsung misalnya server 

website untuk aplikasi-aplikasi web. 

6. Pemeliharaan 

Pemeliharaan aplikasi komputer  mencakup 

pembaruan berkelanjutan dan perbaikan bug. Juga termasuk 

menangani umpan balik pengguna dan meningkatkan 

kualitas aplikasi dari waktu ke waktu. 

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan utama 

dalam pengembangan aplikasi, yaitu keamanan, skalabilitas, 

kinerja dan kebergunaan.  

  

120 

 

a. Keamanan    

Di era digital saat ini, keamanan telah menjadi 

perhatian utama dalam pengembangan aplikasi (Howard 

et al., 2005). sebab  aplikasi menangani data yang 

semakin sensitif dan menjadi lebih integral dengan 

operasi bisnis dan kehidupan pribadi, sangat penting 

untuk menerapkan langkah-langkah keamanan yang 

handal.  

Alasan utama untuk memasukkan langkah-

langkah keamanan dalam pengembangan aplikasi yaitu  

untuk melindungi informasi sensitif dari akses dan 

pelanggaran yang tidak sah. Pelanggaran data dapat 

mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan, 

konsekuensi hukum, dan hilangnya kepercayaan dari 

pengguna dan pelanggan. Misalnya, pelanggaran yang 

melibatkan informasi pribadi, detail kartu kredit, atau 

data bisnis eksklusif dapat menyebabkan pencurian 

identitas, penipuan keuangan, dan pencurian kekayaan 

intelektual. 

Selain itu, peraturan seperti Undang Undang 

Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi 

(UU PDP) mengamanatkan langkah-langkah 

perlindungan data yang ketat. Ketidakpatuhan terhadap 

peraturan ini dapat menyebabkan denda dan sanksi yang 

besar. Oleh sebab  itu, menerapkan praktik keamanan 

yang kuat bukan hanya tentang menjaga data tetapi juga 

tentang kepatuhan hukum dan menjaga integritas bisnis. 

Terdapat tiga praktik-praktik keamanan yang 

umum dilakukan pada saat pengembangan aplikasi, yaitu 

melakukan enkripsi, otentikasi dan otorisasi. Enkripsi 

yaitu  konversi data ke dalam format kode yang hanya 

dapat diuraikan oleh seseorang dengan kunci dekripsi 

yang benar (dekripsi yaitu  proses kebalikan dari 

enkripsi). Enkripsi memastikan bahwa bahkan jika data 

dicegat atau diakses oleh individu yang tidak berwenang, 

121 

 

data tersebut tetap tidak dapat dibaca dan tidak berguna 

bagi mereka. 

Otentikasi yaitu  proses memverifikasi identitas 

pengguna atau sistem. Otentikasi yaitu  garis pertahanan 

pertama yang kritis terhadap akses yang tidak sah. 

Metode otentikasi umum termasuk kata sandi, verifikasi 

biometrik (seperti sidik jari atau pengenalan wajah), dan 

otentikasi multifaktor (MFA). MFA menambahkan 

lapisan keamanan ekstra dengan mewajibkan dua atau 

beberapa metode verifikasi, seperti kata sandi dan kode 

sekali pakai (OTP) yang dikirim ke perangkat seluler 

pengguna.  

Berbeda dengan otentikasi, otorisasi menentukan 

apa yang boleh dilakukan oleh pengguna yang 

diotentikasi. Otorisasi melibatkan pengaturan izin dan 

peran untuk mengontrol akses ke sumber daya dan 

operasi dalam aplikasi. Prinsip ini, yang dikenal sebagai 

hak istimewa minimal (least privilege), memastikan 

bahwa pengguna hanya memiliki tingkat akses minimum 

yang diperlukan untuk melakukan tugas mereka. 

Menerapkan otorisasi dengan benar membantu mencegah 

pengguna mengakses atau memodifikasi data dan fungsi 

yang tidak diizinkan, sehingga mengurangi risiko 

ancaman orang dalam dan kebocoran data yang tidak 

disengaja. 

b. Skalabilitas 

Skalabilitas mengacu pada kemampuan aplikasi 

untuk menangani peningkatan jumlah pekerjaan yang 

harus dilakukan oleh aplikasi seiring dengan 

meningkatnya jumlah pengguna dan jumlah data yang 

dihasilkan, atau potensinya untuk diperbesar untuk 

mengakomodasi pertumbuhan itu. Dengan ekspansi 

layanan digital yang cepat dan lonjakan jumlah pengguna 

dan volume data, merancang aplikasi yang dapat 

diskalakan secara efisien sangat penting untuk 

122 

 

mempertahankan kinerja, kepuasan pengguna, dan 

pertumbuhan bisnis. 

Aplikasi perlu didesain degan baik sejak awal 

untuk memiliki skalabilitas, seiring dengan pertumbuhan 

aplikasi berupa pengguna dan permintaan data sehingga 

dapat mengelola peningkatan beban tanpa 

mengorbankan kinerja atau keandalan. Untuk mencapai 

hal tersebut, pengembang dapat menggunakan konsep 

modularitas dan pemisahan komponen. Memecah 

aplikasi menjadi layanan independen atau layanan mikro 

yang lebih kecil memungkinkan setiap komponen 

diskalakan secara individual.  

c. Kinerja 

Kinerja yaitu  salah satu aspek penting lain yang 

berusaha dioptimalkan dalam pengembangan aplikasi, 

yang secara langsung berdampak pada pengalaman, 

kepuasan, dan retensi pengguna. Mengoptimalkan kinerja 

aplikasi memastikan bahwa aplikasi berjalan secara 

efisien, merespons dengan cepat, dan menangani tugas 

tanpa penundaan yang tidak perlu. Ketika aplikasi 

menjadi lebih kompleks, dan pengguna tentunya terus 

berharap peningkatan kecepatan, pengembang harus 

berfokus pada teknik pengoptimalan dan peningkatan 

kinerja. 

Mengoptimalkan kinerja aplikasi melibatkan 

beberapa strategi dan praktik terbaik yang bertujuan 

untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi. Termasuk 

dalam hal ini yaitu  penulisan kode program yang  efisien, 

optimasi basisdata, caching dan manajemen sumber daya.  

Kode program yang efisien dan bersih yaitu  dasar 

dari kinerja yang baik.Hal ini dapat dilakukan dengan 

memilih algoritma dan struktur data yang tepat, dan 

menghindari kerumitan yang tidak perlu. Mengevaluasi 

kode dan penggunaan alat analisis statis dapat membantu 

mengidentifikasi ketidakefisienan dan potensi kinerja 

rendah di awal proses pengembangan. 

123 

 

Database juga sering menjadi sumber utama 

masalah kinerja. Mengoptimalkan kueri database, 

menggunakan pengindeksan yang tepat, dan normalisasi 

data tersimpan dalam database dapat menyebabkan 

peningkatan kinerja yang signifikan.  

Caching juga dapat dilakukan untuk mengurangi 

waktu loading dan meningkatkan kinerja. Caching 

menyimpan sementara data yang sering diakses dalam 

memori, sehingga aplikasi dapat menghindari 

perhitungan berulang atau kueri database berulang. 

Menerapkan berbagai tingkat caching, seperti cache 

browser, caching sisi server, dan caching terdistribusi, 

dapat menghasilkan peningkatan kinerja yang substansial. 

Manajemen sumber daya yang efisien, seperti 

memori dan CPU, sangat penting untuk kinerja. Kakas 

profiling dapat membantu mengidentifikasi area di mana 

penggunaan sumber daya yang dapat ditingkatkan. 

Terdapat beberapa aplikasi yang dapat memantau 

(memonitor) kinerja aplikasi, yang secara kolektif disebut 

dengan kakas Application Performance Monitoring 

(APM). Kakas APM memberikan pemantauan dan 

wawasan waktu riil (real-time) tentang kinerja aplikasi, 

membantu mengidentifikasi masalah dan 

mengoptimalkan kinerja secara proaktif.  Contoh kakas 

APM yaitu  AppDynamics (Ahmed et al., 2016) yang 

menyediakan metrik kinerja rinci dan diagnostik untuk 

aplikasi. 

d. Kebergunaan (Usability) 

Kebergunaan yaitu  aspek penting dari 

pengembangan aplikasi yang berfokus pada pembuatan 

aplikasi yang ramah pengguna dan intuitif(Chisnell et al., 

2013). Aplikasi yang dirancang dengan baik tidak hanya 

memenuhi persyaratan fungsional tetapi juga 

memberikan pengalaman pengguna yang mulus dan 

menyenangkan. Memastikan kebergunaan yang tinggi 

sangat penting untuk kepuasan pengguna, retensi, dan 

124 

 

keberhasilan aplikasi secara keseluruhan. Mewujudkan 

kebergunaan melibatkan proses desain, pengujian 

pengguna yang berkelanjutan, dan menggabungkan 

umpan balik pengguna untuk memperbaiki dan 

meningkatkan antarmuka pengguna (UI) dan 

pengalaman pengguna (UX). 

Di antara prinsip-prinsip untuk menciptakan 

aplikasi yang ramah pengguna dan intuitif yaitu  desain 

yang sederhana dan konsisten, navigasi yang intuitif, 

desain yang responsive dan mudah di-akses, adanya 

umpan balik dan penanganan kesalahan.  

Desain yang sederhana memungkinkan pengguna 

untuk  menggunakan aplikasi dengan mudah. Demikian 

juga dengan konsistensi, misalnya konsisten dalam 

penggunaan warna dan font. Sementara itu, navigasi yang 

intuitif dapat memberi petunjuk kepada pengguna 

tentang aplikasi itu sendiri. Contoh desain yang intuitif 

yaitu  adanya label untuk setiap menu dan tombol yang 

ada.  

Desain yang responsif, yaitu aplikasi dapat bekerja 

dengan baik, dan memberikan pengalaman pengguna 

yang sama baik, saat aplikasi diakses menggunakan 

desktop, tablet atau HP. Termasuk juga dalam desain 

yang responsif yaitu unsur antar muka yang ramah-

sentuh (touch-friendly), yaitu tombol-tombol yang 

memiliki ukuran yang tepat untuk mencegah 

keputusasaan pengguna. Desain yang mudah di-akses 

memikirkan inklusifitas aplikasi, misalnya pengguna 

yang memiliki disabilitas, atau pengguna dengan latar 

belakang budaya yang berbeda dan kemampuan yang 

berbeda. 

Kemampuan umpan balik dari sebuah aplikasi 

yaitu  kemampuan aplikasi untuk memberikan reaksi 

terhadap setiap aksi yang dilakukan oleh pengguna. 

Misalnya berubahnya warna sebuah tombol saat disorot. 

Umpan balik memberikan petunjuk kepada pengguna 

125 

 

tentang benar tidaknya aksi yang dilakukan. 

Penangangan error memiliki fungsi yang sama dengan 

umpan balik. 

 

C. Alat Dan Teknologi Untuk Pengembangan Aplikasi Komputer 

Untuk mengembangkan sebuah aplikasi komputer, 

diperlukan alat dan teknologi. Alat-alat tersebut sejatinya juga 

merupakan aplikasi komputer, yaitu aplikasi komputer yang 

ditujukan untuk pengembangan aplikasi.  Alat dan teknologi 

yang digunakan dalam pengembangan aplikasi meliputi: 

1. Bahasa Pemrograman. Beberapa bahasa pemrograman 

populer misalnya, Java, Python, JavaScript. Bahasa 

pemrograman yang digunakan membangun aplikasi 

diputuskan setelah tahapan Analisa kebutuhan dalam proses 

pengembangan dilakukan. 

2. Kerangka Pengembangan (framework). Untuk aplikasi-

aplikasi tertentu, telah tersedia kerangka pengembangan 

terintegrasi yang dapat lebih memudahkan proses 

pengembangan apliakasi. Misalnya untuk aplikasi berbasis 

web terdapat kerangka React, Angular, Django, Spring. 

3. Lingkungan Pengembangan (Development Environment). 

Lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE;Integrated 

Development Environment) yaitu  aplikasi komputer yang 

menyediakan fasilitas komprehensif untuk pengembangan 

perangkat lunak. IDE biasanya terdiri dari setidaknya editor 

kode, kakas otomatisasi build, dan debugger. Beberapa IDE, 

seperti IntelliJ IDEA, Eclipse dan Lazarus berisi kompiler, 

interpreter, atau keduanya. 

4. Sistem Kontrol Versi. Kontrol versi melakukan manajemen 

versi-versi berbeda dari aplikasi yang sedang dikembangkan. 

Sistem kontrol versi memudahkan untuk berpindah kode 

dari satu versi ke versi yang lainnya saat diputuskan bahwa 

versi yang satu lebih baik dari versi yang lainnya. Contoh 

aplikasi untuk control versi yaitu  Git dan platform untuk 

control versi yaitu  GitHub dan GitLab. 

126 

 

5. Alat Pengujian. Pengujian yaitu  salah satu tahapan dalam 

pengembangan aplikasi. Untuk pekerjaan pengujian ini juga 

terdapat kakas untuk pengujian otomatis misalnya, Selenium 

dan JUnit 

 

D. Inovasi Teknologi 

Inovasi teknologi terus terjadi baik pada aplikasi 

komputer itu sendiri, maupun pada proses dari pengembangan 

aplikasi komputer. Evolusi yang cepat dari aplikasi komputer 

dan inovasi teknologi telah sangat mengubah warga  

modern, berdampak pada setiap aspek kehidupan sehari-hari, 

dari cara kita berkomunikasi dan bekerja hingga cara kita 

menghibur diri dan mengelola kesehatan kita.  

Terdapat hubungan simbiosis antara perkembangan 

aplikasi komputer dan kemajuan teknologi, masing-masing 

pihak menjadi penyebab dan memungkinkan pihak lain.  

1. Kemajuan Teknologi Mendorong Perkembangan Aplikasi 

Termasuk dalam kemajuan teknologi yang mendorong 

aplikasi komputer berkembang lebih cepat dan menjadi lebih 

berkinerja tinggi dan berkemampuan tinggi yaitu  adanya 

peningkatan daya komputasi dan perkembangan internet 

dan konektivitas. Kemajuan dalam perangkat keras, seperti 

prosesor yang lebih cepat dan peningkatan memori, telah 

memungkinkan pengembangan aplikasi yang lebih 

kompleks dan berkinerja tinggi. Misalnya, pengeditan video 

modern dan perangkat lunak pemodelan tiga dimensi 

memerlukan sumber daya komputasi yang signifikan yang 

tidak tersedia di komputer generasi sebelumnya. 

Ketersediaan internet berkecepatan tinggi yang tersebar luas 

telah menyebabkan pengembangan aplikasi berbasis web 

dan cloud, memungkinkan pengguna untuk mengakses alat 

dan layanan canggih dari perangkat apa pun dengan koneksi 

internet. Atau misalnya kemajuan dalam bahasa 

pemrograman, kerangka kerja pengembangan, dan 

lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE) telah 

127 

 

membuatnya lebih mudah untuk membuat aplikasi yang 

kompleks 

2. Perkembangan Aplikasi Mendorong Inovasi Teknologi 

Aplikasi dikembangkan maksimal mengikuti 

kemampuan teknologi misalnya perangkat keras. Tetapi 

produsen kakas dan perangkat keras juga melihat arah 

perkembangan aplikasi komputer dan melakukan 

peningkatan teknologi untuk memenuhi kebutuhan 

pengembangan aplikasi untuk  menjadi lebih canggih. 

Misalnya, kebutuhan akan grafis berkualitas tinggi dalam 

video game telah mendorong pengembangan unit 

pemrosesan grafis (GPU) canggih. 

 

E. Sejarah Perkembangan Awal Aplikasi Komputer  

Pertengahan abad ke-20 menandai awal revolusi 

teknologi dalam pengembangan aplikasi komputer. 

Perkembangan awal aplikasi komputer pada pertengahan abad 

ke-20 meletakkan dasar bagi kemajuan teknologi yang 

mengikutinya. Asal-usul aplikasi komputer dapat ditelusuri 

kembali ke periode setelah Perang Dunia II. Selama perang 

berlangsung, muncul kebutuhan akan komputasi dan 

pemrosesan data yang efisien dan hal ini telah memacu 

pengembangan komputer elektronik pertama. Contoh komputer 

di masa-masa awal inovasinya ini yaitu  mesin yang disebut 

Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC). 

ENIAC dan mesin-mesin di awal penemuan komputer ini  

berukuran sangat besar, mampu melakukan perhitungan 

kompleks jauh lebih cepat daripada kalkulator mekanis apa pun, 

dirancang terutama untuk tujuan ilmiah dan militer (Allan, 

2001).Komputer di masa ini dikenal dengan istilah mainframe. 

Setelah era ENIAC, matematikawan John von Neumann 

memperkenalkan konsep program tersimpan (stored-program) 

yang merevolusi komputasi dengan memungkinkan instruksi 

disimpan dalam memori komputer. Ide ini meletakkan dasar 

bagi arsitektur komputer modern. 

128 

 

Di  awal penemuannya,  pemrograman komputer terkait 

erat dengan perangkat keras, dengan programmer menggunakan 

bahasa mesin dan bahasa assembly untuk menulis instruksi. 

Bahasa tingkat rendah ini membutuhkan pengetahuan rinci 

tentang arsitektur komputer. Pengenalan bahasa pemrograman 

tingkat tinggi, seperti FORTRAN (Formula Translation) pada 

1950-an, merupakan titik perubahan yang signifikan. FORTRAN 

memungkinkan para ilmuwan dan enginer untuk menulis 

program menggunakan notasi matematika, membuat 

pengembangan aplikasi lebih mudah dilakukan dan efisien. 

Aplikasi komputer pertama untuk keperluan bisnis dan 

penggunaan pribadi yaitu  pengolah kata dan Spreadsheet di 

tahun 1970-an. Di masa ini pengolah kata seperti WordStar dan 

program spreadsheet seperti VisiCalc mengubah cara bisnis 

menangani dokumentasi dan analisis data. Konsep basis data 

dan aplikasi untuk melakukan manajemen basisdata seperti IBM 

IMS (Information Management System) pada 1960-an 

memungkinkan organisasi untuk menyimpan, mengambil, dan 

mengelola sejumlah besar data secara efisien. Kemampuan ini 

sangat penting untuk bisnis dan lembaga pemerintah. 

 

F. Evolusi Inovasi Teknologi 

Inovasi teknologi kunci yang mempengaruhi 

pengembangan aplikasi  yaitu  penemuan mikroprosesor, 

pengembangan internet dan graphical user interface (GUI). 

Penemuan mikroprosesor pada awal 1970-an oleh Intel 

menandai tonggak revolusioner dalam komputasi. Sebuah 

mikroprosesor mengintegrasikan fungsi  unit pemroses pusat 

(central processing unit /CPU) komputer ke dalam satu chip, 

secara drastis mengurangi ukuran dan biaya komputer sambil 

meningkatkan kekuatan pemrosesannya. Inovasi ini mendorong 

pergeseran ukuran perangkat dari komputer mainframe ke 

komputer pribadi dan perangkat seluler. Inovasi ini juga 

memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk 

merancang aplikasi untuk khalayak yang lebih luas, mendorong 

pertumbuhan industri perangkat lunak.  

129 

 

Komputer mainframe yaitu  jenis komputer yang 

mendominasi di pertengahan abad ke-20 dengan mesin besar 

dan kuat, terutama dioperasikan dalam mode pemrosesan batch, 

di mana pekerjaan-pekerjaan diantrekan dan diproses secara 

berurutan. Sementara itu komputer pribadi diperkenalkan pada 

akhir 1970-an dan awal 1980-an, dicontohkan oleh Apple II dan 

IBM PC. Di era ini komputasi menjadi  terjangkau dan dapat 

diakses oleh individu dan usaha kecil. PC lebih kecil, lebih 

murah, dan lebih mudah digunakan dibandingkan dengan 

mainframe. Munculnya PC memungkinkan pengembangan 

aplikasi interaktif yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, 

mulai dari pengolah kata dan spreadsheet hingga desain grafis 

dan game.  Ponsel pintar (smartphone) dan tablet muncul di awal 

abad ke-21, seperti Apple iPhone dan iPad. Perangkat mobile 

menggabungkan daya komputasi dengan portabilitas, 

menawarkan kemampuan untuk mengakses aplikasi dan 

internet saat bepergian. Perangkat seluler memunculkan 

ekosistem aplikasi, di mana pengembang dapat membuat dan 

mendistribusikan aplikasi melalui platform seperti App Store 

Apple dan Google Play. Lingkungan ini mendorong gelombang 

inovasi baru, dengan jutaan aplikasi tersedia untuk berbagai 

fungsi, termasuk komunikasi, navigasi, hiburan, dan 

produktivitas. 

Penemuan internet yaitu  tonggak berikut dalam inovasi 

teknologi yang akan terkait pula dengan perkembangan aplikasi 

komputer. Internet awalnya dikembangkan sebagai ARPANET 

pada akhir 1960-an, internet berkembang menjadi jaringan 

global komputer yang saling berhubungan pada 1990-an. 

Pengenalan World Wide Web oleh Tim Berners-Lee pada tahun 

1991 lebih lanjut merevolusi internet dengan menyediakan 

antarmuka yang  ramah pengguna untuk mengakses dan 

berbagi informasi. 

Munculnya internet broadband dan teknologi jaringan 

nirkabel pada akhir 1990-an dan awal 2000-an menyediakan 

koneksi internet yang lebih cepat dan lebih dapat diandalkan. 

Kemajuan ini memungkinkan pengembangan aplikasi 

130 

 

bandwidth-intensif, seperti streaming video dan game online. 

Internet mengubah pengembangan aplikasi dengan 

memungkinkan pembuatan aplikasi berbasis web yang dapat 

diakses dari mana saja di dunia. Pergeseran ini memungkinkan 

kolaborasi real-time, komputasi awan, dan pengembangan 

berbagai layanan online, dari e-commerce hingga platform 

media sosial. 

 Perkembangan antarmuka pengguna grafis (GUI) juga 

merupakan tonggak dalam evolusi inovasi teknologi pada 1980-

an, dipopulerkan oleh sistem seperti Apple Macintosh dan 

Microsoft Windows, membuat komputer lebih mudah diakses 

oleh pengguna awam dengan mengganti perintah berbasis teks 

dengan ikon visual dan menu. Hal ini mendorong 

pengembangan aplikasi di berbagai bidang seperti desain, 

pendidikan, dan hiburan. 

 

G. Inovasi Terkini Dalam Teknologi Komputer  

Inovasi terkini dalam teknologi komputer, yang 

kemudian juga mempengaruhi proses pengembangan, 

pengelolaan, dan cara kerja aplikasi komputer itu sendiri yaitu  

kecerdasan buatan (AI; Artificial Intellegence), komputasi awan 

(cloud computing) dan teknologi blockchain. 

1. Kecerdasan Buatan  (AI: Artificial Intellegence)  

Kecerdasan buatan yang dalam bahasa aslinya disebut 

artificial intelligence (disingkat dengan AI) mewakili inovasi 

transformatif dalam teknologi yang merevolusi aplikasi itu 

sendiri dan cara aplikasi dikembangkan. Secara sederhana AI 

yaitu  teknologi yang mengimitasi proses kecerdasan 

manusia oleh mesin (dalam hal ini  aplikasi 

komputer)(Dolinina et al., 2023). Secara garis besar AI 

membawa perubahan berupa peningkatan pengalaman 

pengguna, analisa prediktif, otomasi dan efisiensi.  

Peningkatan pengalaman pengguna diperoleh sebab 

AI memungkinkan aplikasi untuk memahami dan merespons 

kebutuhan pengguna secara lebih efektif. Misalnya, aplikasi 

komputer berupa asisten virtual seperti Siri dan Alexa untuk 

131 

 

memahami dan merespons perintah lisan, memberikan 

pengalaman pengguna yang lebih intuitif dan interaktif. 

Perusahaan-perusahaan penyedia layanan belanja online 

misalnya Shopee menggunakan AI untuk menganalisis 

perilaku pelanggan dan memberikan rekomendasi produk 

yang sesuai minat masing-masing pengguna, untuk 

meningkatkan kepuasan pelanggan yang berujung 

peningkatan penjualan. 

AI dapat melakukan analisa prediktif  dengan 

menganalisis sejumlah besar data untuk mengidentifikasi 

pola dan membuat prediksi. Kemampuan ini ditanam dalam 

aplikasi komputer yang menghasilkan aplikasi yang dapat 

digunakan untuk misalnya memprediksi harga saham (untuk 

menentukan aksi jual atau beli), atau aplikasi yang dapat 

memprediksi kemunculan wabah penyakit.  

Otomatisasi bertenaga AI mengurangi kebutuhan 

intervensi manual dalam tugas berulang, meningkatkan 

efisiensi dan produktivitas. Misalnya, AI dalam aplikasi 

chatbots layanan pelanggan dapat menangani pertanyaan 

rutin, selain dapat mengurangi penggunaan sumber daya 

manusia juga memberikan kesempatan agar  manusia 

dialokasikan untuk mengatasi masalah yang lebih kompleks. 

Otomasi juga dapat berupa aplikasi komputer yang dapat 

menganalisis gambar medis untuk mendeteksi anomali 

seperti tumor dengan akurasi tinggi. Atau di bidang 

manufaktur, aplikasi untuk sistem kontrol kualitas yang 

diperkuat dengan AI dapat mendeteksi cacat secara real-time, 

memastikan standar produksi yang tinggi. AI juga dapat 

digunakan untuk mengatur waktu lalu lintas sehingga 

mengurangi potensi macet. Penggunaan AI pada lampu lalu 

lintas di kota Pittsburgh di Amerika sudah terbukti dapat 

mengurangi rata-rata waktu komuter sebanyak  40% dan 

emisi gas rumah kaca sebanyak 20%. 

  

132 

 

2. Komputasi Awan 

Komputasi awan atau dalam bahasa aslinya disebut 

cloud computing yaitu  layanan ke sumber daya komputasi 

melalui internet (Hurwitz & Kirsch, 2020). Komputasi awan 

merupakan inovasi penting dalam teknologi, secara 

fundamental mengubah cara aplikasi dikembangkan, 

digunakan dan dikelola. Penyedia cloud, seperti Amazon 

Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud 

Platform (GCP), menawarkan infrastruktur sebagai layanan 

(IaaS), yang memungkinkan pengembang menyewa server 

virtual, penyimpanan, dan komponen jaringan.  

Layanan seperti ini menghilangkan kebutuhan akan 

modal awal yang signifikan untuk perangkat keras dan 

mengurangi total biaya kepemilikan. Platform cloud 

menyediakan sejumlah besar alat dan layanan 

pengembangan, termasuk database, kerangka kerja 

pembelajaran mesin (AI), dan pipeline integrasi dan 

implementasi  berkelanjutan (CI/CD). Layanan ini 

merampingkan proses pengembangan, memungkinkan 

pengembang untuk membangun, menguji, dan menyebarkan 

aplikasi dengan lebih cepat dan efisien. Cloud computing juga 

mendorong kolaborasi dengan memungkinkan tim 

pengembang untuk bekerja sama secara real-time, terlepas 

dari lokasi geografis mereka. Layanan seperti sistem kontrol 

versi berbasis cloud (misalnya, GitHub) dan lingkungan 

pengembangan kolaboratif (misalnya, AWS Cloud9) 

memfasilitasi kerja tim dan memungkinkan berbagi kode 

program tanpa hambatan. 

Layanan cloud menawarkan skalabilitas disebabkan 

kemampuannya menerima permintaan tambahan daya 

komputasi (atau pengurangan) sesuai kebutuhan, sehingga  

memungkinkan aplikasi menangani berbagai beban secara 

efisien. Fleksibilitas ini sangat bermanfaat untuk aplikasi 

dengan pola lalu lintas yang tidak dapat diprediksi. 

Pengguna layanan cloud mengakses berbagai sumber daya 

komputasi dengan sistem pembayaran pay-as-you-go yaitu 

133 

 

membayar jasa layanan sesuai dengan sumber daya yang 

digunakan saja (tidak berdasarkan paket-paket tertentu yang 

umum disediakan di penyedia layanan non-cloud). Secara 

keseluruhan, dari sisi ekonomi, komputasi awan mengurangi 

biaya operasional baik pengembangan atau pengelolaan 

aplikasi komputer. Efisiensi biaya ini sangat bermanfaat bagi 

startup dan usaha kecil dengan anggaran terbatas.  

Terakhir, kelebihan yang ditawarkan oleh komputasi 

awan yaitu  kemampuan pemulihan dari bencana dan 

kelangsungan bisnis.  Dengan menyediakan pusat data yang 

didistribusikan secara geografis dan mekanisme 

penyimpanan berganda (replika ikut disimpan), organisasi 

dapat dengan mudah mencadangkan data dan aplikasi 

mereka ke cloud, memastikan pemulihan cepat jika terjadi 

kegagalan perangkat keras atau gangguan lainnya. 

3. Teknologi Blockchain 

     Teknologi blockchain muncul menjadi revolusioner 

di bidang inovasi digital terutama dalam masalah keamanan. 

Teknologi blokchain bekerja dengan struktur block (blok), 

chain (rantai), hash dan node (simpul). Block yaitu  potongan 

informasi(data). Setiap potongan informasi teridentifikasi 

dengan nilai hash yang dihitung menggunakan potongan 

informasi itu sendiri, sehingga perubahan sekecil apa pun 

akan mengakibatkan perubahan nilai hash. Blok-blok 

informasi akan membentuk untaian yang disebut dengan 

chain (rantai). Setiap simpul (node) yaitu  komputer yang 

terhubung dengan sistem blockchain, dan menyimpan 

replika dari rantai blok.  

     Algoritma blockchain memastikan bahwa setelah 

data dicatat pada rantai blok, data tidak dapat diubah atau 

dihapus tanpa konsensus jaringan (simpul-simpul 

terhubung), sehingga data terjamin keamanannya dan kekal. 

Setiap transaksi pada blockchain dapat dilihat oleh semua 

peserta dalam jaringan, memberikan transparansi yang tak 

tertandingi.  Otomatisasi mekanisme blockchain terlaksana 

dengan eksekusi smart contract (kontrak cerdas) antara sistem 

134 

 

blockchain dan komputer (node) yang akan bergabung. Smart 

contract juga memungkinkan terjadi pelaksanaan perjanjian 

tanpa sistem perantara (Laurence, 2023). 

Dengan mekanisme seperti di atas, teknologi blockchain 

memungkinkan desentralisasi, yaitu data tersimpan tidak 

hanya pada satu tempat, masing-masing menyimpan salinan 

seluruh rantai blok. Desentralisasi ini mengurangi risiko 

kegagalan pusat data dan meningkatkan ketahanan sistem 

terhadap serangan. 

Teknologi blockchain terkenal sebab  memungkinkan 

cryptocurrency, akan tetapi aplikasinya jauh melampaui kasus 

penggunaan awal ini. Di bidang manajemen rantai pasok, 

blockchain dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi 

rantai pasokan dengan memberikan catatan yang tidak dapat 

diubah dari keseluruhan proses, mulai dari produksi hingga 

pengiriman, misalnya obat-obatan.     

Perusahaan seperti IBM dan Walmart sudah 

menggunakan blockchain untuk melacak produk, 

memastikan bahwa mereka asli dan belum dirusak selama 

transit. Untuk aplikasi pada sistem pemungutan suara, 

sistem berbasis blockchain memastikan bahwa suara dicatat 

dan dihitung secara akurat, secara signifikan mengurangi 

risiko penipuan dan gangguan. Hal ini dapat meningkatkan 

kepercayaan dalam proses pemilu dan mendorong 

partisipasi pemilih yang lebih tinggi. 

 

 

  

135 

 

DAFTAR PUSTAKA 

 

Ahmed, T. M., Bezemer, C.-P., Chen, T.-H., Hassan, A. E., & Shang, 

W. (2016). Studying the effectiveness of application 

performance management (apm) tools for detecting 

performance regressions for web applications: an experience 

report. Proceedings of the 13th International Conference on 

Mining Software Repositories, 1–12. 

Allan, R. A. (2001). A history of the personal computer: the people 

and the technology. (No Title). 

Chisnell, D., Rubin, J., & Spool, J. (2013). Handbook of Usability Testing: 

Howto Plan, Design, and Conduct Effective Tests. Wiley. 

Dolinina, O., Bessmertny, I., Brovko, A., Kreinovich, V., Pechenkin, 

V., Lvov, A., & Zhmud, V. (2023). Artificial Intelligence in 

Models, Methods and Applications (Vol. 457). Springer Nature. 

Donaldson, S. E., & Siegel, S. G. (2001). Successful software 

development. Prentice Hall Professional. 

Howard, M., LeBlanc, D., & Viega, J. (2005). 19 deadly sins of 

software security. Programming Flaws and How to Fix Them. 

Hurwitz, J. S., & Kirsch, D. (2020). Cloud computing for dummies. John 

Wiley & Sons. 

Laurence, T. (2023). Blockchain for dummies. John Wiley & Sons.  

 

  

136 

 

TENTANG PENULIS 

 

Mukarramah Yusuf BSc, MSc Lahir dan 

besar di Sulawesi Selatan. Setelah mendapat 

gelar S2 dari Ochanomizu University di 

Jepang, mengajar di Prodi Teknik 

Informatika Universitas Hasanuddin.   

Pemegang sertifikat AWS Cloud 

Computing Practitioner, Red Hat Cloud 

Computing with Ansible. Mata kuliah yang 

diajarkan antara lain Arsitektur Komputer dan Interaksi Manusia 

dan Komputer.  

 

  

137 

 

BAB  

6  

PENGELOLAAN RISIKO TEKNOLOGI DAN PENGUNAAAN 

Antonius Sony Eko Nugroho, S.T., M.T. 

 

A. Pendahuluan 

Di era digital ini, teknologi telah menjadi bagian integral 

dalam kehidupan manusia. Teknologi membawa banyak 

manfaat, seperti meningkatkan efisiensi, komunikasi, dan akses 

informasi. Namun, di balik manfaatnya, teknologi juga 

menghadirkan risiko yang perlu dikelola dengan baik. 

Pengelolaan risiko teknologi yaitu  proses mengidentifikasi, 

menilai, dan mengendalikan risiko yang terkait dengan 

penggunaan teknologi.  

Tujuannya yaitu  untuk meminimalkan dampak negatif 

dari risiko tersebut dan memastikan bahwa teknologi digunakan 

secara aman, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. 

Penggunaan berkelanjutan mengacu pada penggunaan 

teknologi yang mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, 

dan ekonomi. Hal ini berarti menggunakan teknologi dengan 

cara yang ramah lingkungan, inklusif, dan etis. 

1. Pentingnya Mengelola Risiko Teknologi dan Penggunaan 

Berkelanjutan: 

Teknologi telah menjadi bagian integral dalam 

kehidupan manusia, membawa banyak manfaat seperti 

meningkatkan efisiensi, komunikasi, dan akses informasi. 

Namun, di balik manfaatnya, teknologi juga menghadirkan 

risiko yang perlu dikelola dengan baik. 

  

PENGELOLAAN 

RISIKO TEKNOLOGI 

DAN PENGUNAAAN 

138 

 

▪ Mencegah kerugian finansial dan reputasi: Risiko 

teknologi seperti keamanan siber dan privasi data dapat 

menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi 

individu dan organisasi. Selain itu, pelanggaran data dan 

serangan siber dapat merusak reputasi dan kepercayaan 

publik.  

▪ Melindungi privasi dan data pribadi: Teknologi 

memungkinkan pengumpulan dan penyimpanan data 

pribadi dalam jumlah besar. Penting untuk memastikan 

bahwa data ini dilindungi dari akses yang tidak sah dan 

digunakan secara bertanggung jawab. 

▪ Meningkatkan keamanan dan keandalan sistem: Sistem 

teknologi yang kompleks rentan terhadap kegagalan dan 

gangguan. Pengelolaan risiko yang efektif dapat 

membantu mencegah kegagalan sistem dan memastikan 

kelancaran operasi. 

▪ Memastikan penggunaan teknologi yang bertanggung 

jawab dan etis: Teknologi dapat digunakan untuk tujuan 

yang berbahaya atau tidak etis, seperti penyebaran 

informasi yang salah atau diskriminasi. Penting untuk 

menggunakan teknologi dengan cara yang bertanggung 

jawab dan etis yang bermanfaat bagi warga . 

▪ Menjaga kelestarian lingkungan: Produksi, penggunaan, 

dan pembuangan perangkat teknologi dapat berdampak 

negatif pada lingkungan. Penggunaan teknologi yang 

berkelanjutan dapat membantu mengurangi dampak ini 

dan melindungi lingkungan. 

2. Alasan Pentingnya Mengelola Risiko Teknologi: 

▪ Mencegah kerugian finansial dan reputasi: Risiko seperti 

keamanan siber dan privasi data dapat menyebabkan 

kerugian finansial signifikan bagi individu dan organisasi. 

Pelanggaran data dan serangan siber dapat merusak 

reputasi dan kepercayaan publik. Contoh: Pada tahun 

2021, Facebook mengalami pelanggaran data besar yang 

139 

 

memaparkan informasi pribadi lebih dari 500 juta 

pengguna. Pelanggaran ini mengakibatkan kerugian 

finansial yang signifikan bagi Facebook dan merusak 

reputasi perusahaan.  

▪ Melindungi privasi dan data pribadi: Teknologi 

memungkinkan pengumpulan dan penyimpanan data 

pribadi dalam jumlah besar. Penting untuk memastikan 

bahwa data ini dilindungi dari akses yang tidak sah dan 

digunakan secara bertanggung jawab. Contoh: Pada 

tahun 2018, Cambridge Analytica memperoleh akses yang 

tidak sah ke data pribadi jutaan pengguna Facebook tanpa 

persetujuan mereka. Data ini kemudian digunakan untuk 

menargetkan pengguna dengan iklan politik. Skandal ini 

menimbulkan kekhawatiran tentang privasi data dan 

bagaimana perusahaan teknologi menggunakan data 

pengguna. 

▪ Meningkatkan keamanan dan keandalan sistem: Sistem 

teknologi yang kompleks rentan terhadap kegagalan dan 

gangguan. Pengelolaan risiko yang efektif dapat 

membantu mencegah kegagalan sistem dan memastikan 

kelancaran operasi. Contoh: Pada tahun 2019, British 

Airways mengalami gangguan sistem yang menyebabkan 

pembatalan penerbangan dan penundaan yang signifikan. 

Gangguan ini berdampak negatif pada reputasi British 

Airways dan menyebabkan kerugian finansial bagi 

perusahaan. 

▪ Memastikan penggunaan teknologi yang bertanggung 

jawab dan etis: Teknologi dapat digunakan untuk tujuan 

yang berbahaya atau tidak etis, seperti penyebaran 

informasi yang salah atau diskriminasi. Penting untuk 

menggunakan teknologi dengan cara yang bertanggung 

jawab dan etis yang bermanfaat bagi warga . Contoh: 

Penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi 

yang salah dan ujaran kebencian telah menjadi masalah 

yang berkembang. Penting untuk menggunakan media 

140 

 

sosial secara bertanggung jawab dan etis untuk 

menghindari penyebaran informasi yang salah dan 

konten yang berbahaya. 

3. Alasan pentingnya menggunakan teknologi secara 

berkelanjutan: 

▪ Menjaga kelestarian lingkungan: Produksi, penggunaan, 

dan pembuangan perangkat teknologi dapat berdampak 

negatif pada lingkungan. Penggunaan teknologi yang 

berkelanjutan dapat membantu mengurangi dampak ini 

dan melindungi lingkungan. Contoh: Penggunaan bahan 

baku yang berkelanjutan dan desain produk yang ramah 

lingkungan dapat membantu mengurangi dampak 

lingkungan dari produksi teknologi. 

▪ Meningkatkan akses teknologi untuk semua: Teknologi 

harus dapat diakses oleh semua orang, terlepas dari latar 

belakang sosial ekonomi atau lokasi geografis mereka. 

Penggunaan teknologi yang berkelanjutan dapat 

membantu memastikan bahwa teknologi bermanfaat bagi 

semua orang. Contoh: Program yang menyediakan akses 

internet dan perangkat teknologi kepada orang-orang di 

daerah terpencil dapat membantu meningkatkan akses 

teknologi untuk semua.  

▪ Meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi: 

Teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan 

kesejahteraan sosial dan ekonomi dengan menciptakan 

lapangan kerja baru, meningkatkan akses ke pendidikan 

dan layanan kesehatan, dan mendorong inovasi. 

Penggunaan teknologi yang berkelanjutan dapat 

membantu memastikan bahwa teknologi bermanfaat bagi 

warga  secara keseluruhan. Contoh: Penggunaan 

teknologi untuk meningkatkan efisiensi di sektor 

kesehatan dapat membantu meningkatkan akses ke 

layanan kesehatan dan mengurangi biaya perawatan 

kesehatan. 

  

141 

 

4. Hubungan antara Teknologi, Risiko, dan Keberlanjutan 

Teknologi, risiko, dan keberlanjutan saling terkait erat. 

Teknologi menghadirkan risiko yang perlu dikelola untuk 

memastikan bahwa teknologi digunakan secara aman dan 

bertanggung jawab. Penggunaan teknologi yang 

berkelanjutan dapat membantu meminimalkan risiko ini dan 

memastikan bahwa teknologi bermanfaat bagi warga  

dan lingkungan. 

Contoh hubungan antara teknologi, risiko, dan keberlanjutan : 

▪ Teknologi kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi 

untuk meningkatkan banyak aspek kehidupan manusia, 

tetapi juga menghadirkan risiko seperti bias algoritmik 

dan hilangnya pekerjaan. Penggunaan AI yang 

berkelanjutan harus mempertimbangkan risiko ini dan 

memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan 

bertanggung jawab. 

▪ Teknologi blockchain dapat meningkatkan transparansi 

dan efisiensi berbagai industri, tetapi juga menghadirkan 

risiko seperti konsumsi energi yang tinggi dan pencucian 

uang. Penggunaan blockchain yang berkelanjutan harus 

mempertimbangkan risiko ini dan memastikan bahwa 

blockchain digunakan dengan cara yang ramah 

lingkungan dan bertanggung jawab. 

▪ Teknologi Internet of Things (IoT) dapat 

menghubungkan perangkat dan sistem yang berbeda 

untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan, tetapi 

juga menghadirkan risiko seperti keamanan siber dan 

privasi data. Penggunaan IoT yang berkelanjutan harus 

mempertimbangkan risiko ini dan memastikan bahwa IoT 

digunakan dengan cara yang aman dan bertanggung 

jawab. 

 

  

142 

 

B. Jenis Dan Dampak Risiko Teknologi 

1. Risiko Keamanan Siber 

Risiko keamanan siber seperti peretasan, malware, dan 

phishing bisa membahayakan sistem komputer dan data 

Anda. 

Dampak Risiko Keamanan Siber: 

▪ Kehilangan Data Pribadi: Data pribadi seperti informasi 

keuangan, data kesehatan, dan informasi identitas pribadi 

dapat dicuri dan disalahgunakan oleh penjahat siber. Hal 

ini dapat mengakibatkan kerugian finansial, pencurian 

identitas, dan kerusakan reputasi. 

▪ Kerugian Finansial: Penjahat siber dapat mencuri uang 

dari akun bank online, kartu kredit, dan platform 

pembayaran online lainnya. Mereka juga dapat 

melakukan penipuan dan pemerasan menggunakan data 

yang mereka curi. 

▪ Reputasi Rusak: Pelanggaran keamanan siber dapat 

merusak reputasi individu, organisasi, dan bahkan 

pemerintah. Kehilangan kepercayaan publik dapat 

berdampak negatif pada bisnis dan operasi lainnya. 

▪ Gangguan Operasi: Serangan siber dapat mengganggu 

atau melumpuhkan sistem komputer dan jaringan, yang 

dapat menyebabkan penundaan, kehilangan 

produktivitas, dan kerugian finansial yang signifikan. 

 

Contoh Kasus Risiko Keamanan Siber : 

▪ Kebocoran Data Equifax (2017): Salah satu pelanggaran 

data terbesar dalam sejarah AS, kebocoran data Equifax 

memengaruhi lebih dari 147 juta orang dan mengekspos 

informasi pribadi seperti nomor Jaminan Sosial, tanggal 

lahir, dan alamat. 

▪ Serangan WannaCry (2017): Serangan ransomware global 

ini menginfeksi lebih dari 200.000 komputer di lebih dari 

150 negara, menuntut pembayaran tebusan untuk 

mendekripsi data yang disandera. Serangan ini 

menyebabkan gangguan yang signifikan pada operasi 

bisnis dan infrastruktur penting. 

143 

 

Jenis-jenis Risiko Keamanan Siber: 

▪ Peretasan: Penjahat siber mendapatkan akses tidak sah ke 

sistem komputer atau jaringan untuk mencuri data, 

menginstal malware, atau mengganggu operasi. 

▪ Malware: Perangkat lunak berbahaya seperti virus, Trojan 

horse, dan worm dapat merusak sistem komputer, 

mencuri data, atau menyebarkan ke komputer lain. 

▪ Phishing: Penjahat siber mencoba menipu pengguna agar 

mengungkapkan informasi pribadi atau mengklik tautan 

berbahaya melalui email, situs web palsu, atau pesan teks. 

▪ Denial-of-service (DoS) Attacks: Serangan ini membanjiri 

server dengan lalu lintas palsu untuk membuatnya tidak 

dapat diakses oleh pengguna yang sah. 

▪ Man-in-the-middle Attacks: Penjahat siber mencegat 

komunikasi antara dua pihak untuk mencuri data atau 

mengubah pesan. 

 

Mencegah Risiko Keamanan Siber : 

▪ Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun 

online. 

▪ Aktifkan autentikasi dua faktor untuk akun penting. 

▪ Perbarui perangkat lunak dan sistem operasi secara 

teratur. 

▪ Instal perangkat lunak antivirus dan anti-malware yang 

andal. 

▪ Berhati-hatilah saat membuka tautan atau lampiran email 

dari orang asing. 

▪ Jangan membagikan informasi pribadi secara online 

dengan orang asing. 

▪ Laporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak 

berwenang yang relevan. 

 

Risiko keamanan siber yaitu  ancaman nyata yang 

dapat berdampak serius pada individu dan organisasi. 

Dengan memahami risiko ini dan mengambil langkah-

144 

 

langkah untuk melindunginya, Anda dapat membantu 

menjaga keamanan data dan sistem Anda. 

 

2. Risiko Privasi Data 

Risiko privasi data muncul ketika data pribadi Anda 

disalahgunakan tanpa persetujuan Anda. Hal ini dapat 

terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pencurian identitas, 

kebocoran data, dan penyalahgunaan data. 

Contoh Pelanggaran Privasi Data : 

▪ Pencurian Identitas: Penjahat siber menggunakan data 

pribadi Anda untuk membuka akun baru, melakukan 

penipuan, atau mendapatkan akses ke informasi 

keuangan Anda. 

▪ Kebocoran Data: Data pribadi Anda secara tidak sengaja 

atau sengaja diungkapkan kepada pihak yang tidak 

berwenang. Hal ini dapat terjadi melalui peretasan, 

kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. 

▪ Penyalahgunaan Data: Data pribadi Anda digunakan 

untuk tujuan yang tidak Anda setujui, seperti untuk 

pemasaran yang ditargetkan atau untuk membuat profil 

Anda. 

 

Dampak Pelanggaran Privasi Data : 

▪ Kehilangan Kontrol Atas Data: Anda mungkin merasa 

kehilangan kendali atas informasi pribadi Anda dan 

bagaimana informasi tersebut digunakan. 

▪ Reputasi Rusak: Pencurian identitas dan 

penyalahgunaan data dapat merusak reputasi Anda dan 

membuat Anda sulit untuk mendapatkan kredit atau 

pekerjaan. 

▪ Kecemasan dan Stres: Anda mungkin merasa cemas, stres, 

dan frustrasi sebab  mengetahui bahwa data pribadi 

Anda telah disalahgunakan. 

 

  

145 

 

Contoh Kasus Pelanggaran Privasi Data: 

▪ Skandal Cambridge Analytica (2018): Data pribadi jutaan 

pengguna Facebook dikumpulkan tanpa persetujuan 

mereka dan digunakan untuk menargetkan mereka 

dengan iklan politik. 

▪ Kebocoran Data Marriott (2018): Data pribadi jutaan 

tamu Marriott International dicuri dalam peretasan besar, 

termasuk informasi paspor dan nomor kartu kredit. 

 

Mencegah Pelanggaran Privasi Data: 

▪ Batasi informasi pribadi yang Anda bagikan secara online. 

▪ Gunakan pengaturan privasi yang kuat di akun online 

Anda. 

▪ Berhati-hatilah dengan situs web dan aplikasi yang Anda 

gunakan. 

▪ Baca kebijakan privasi dengan cermat sebelum 

membagikan informasi pribadi. 

▪ Laporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak 

berwenang yang relevan. 

 

Risiko privasi data yaitu  masalah serius yang dapat 

berdampak signifikan pada kehidupan Anda. Dengan 

memahami risiko ini dan mengambil langkah-langkah untuk 

melindunginya, Anda dapat membantu menjaga privasi data 

Anda dan mencegah penyalahgunaan. Anda dapat 

menggunakan alat dan layanan seperti 

https://www.mozilla.org/en-US/privacy/firefox/ untuk 

membantu Anda mengidentifikasi dan mengelola risiko 

privasi data Anda. 

 

3. Risiko Operasional 

Risiko operasional muncul dari peristiwa yang dapat 

mengganggu operasi bisnis secara signifikan. Peristiwa ini 

dapat berupa kegagalan sistem, bencana alam, kesalahan 

manusia, dan banyak lagi. 

  

146 

 

Dampak Risiko Operasional: 

▪ Gangguan Operasi: Gangguan pada sistem komputer, 

jaringan, atau infrastruktur fisik dapat menyebabkan 

penundaan, kehilangan produktivitas, dan bahkan 

penutupan sementara bisnis. 

▪ Kehilangan Data: Bencana alam, kegagalan sistem, atau 

kesalahan manusia dapat menyebabkan hilangnya data 

penting, yang dapat berakibat serius bagi bisnis. 

▪ Kerugian Finansial: Gangguan operasi, kehilangan data, 

dan biaya pemulihan dari peristiwa operasional dapat 

mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi 

bisnis. 

▪ Reputasi Rusak: Kegagalan operasional yang signifikan 

dapat merusak reputasi bisnis dan menyebabkan 

hilangnya kepercayaan pelanggan. 

 

Contoh Kasus Risiko Operasional: 

▪ Pemadaman Listrik di New York (2003): Pemadaman 

listrik yang luas di New York City menyebabkan 

gangguan operasi yang signifikan bagi banyak bisnis, 

termasuk bank, bursa saham, dan transportasi umum. 

Kerugian ekonomi akibat pemadaman listrik ini 

diperkirakan mencapai miliaran dolar. 

▪ Gempa Bumi di Jepang (2011): Gempa bumi dan tsunami 

yang melanda Jepang pada tahun 2011 menyebabkan 

kerusakan infrastruktur yang luas dan mengganggu 

operasi banyak bisnis. Bencana ini mengakibatkan 

kerugian ekonomi yang sangat besar dan memperlambat 

pemulihan ekonomi Jepang. 

 

Mencegah dan Mengelola Risiko Operasional: 

▪ Membuat rencana kesinambungan bisnis: Rencana ini 

harus menguraikan langkah-langkah yang akan diambil 

untuk memastikan kelangsungan operasi bisnis jika 

terjadi peristiwa yang mengganggu. 

147 

 

▪ Melakukan penilaian risiko: Identifikasi dan nilai risiko 

operasional yang dihadapi bisnis Anda. 

▪ Menerapkan kontrol internal: Menerapkan kontrol 

internal yang tepat untuk mengurangi risiko operasional. 

▪ Membuat rencana pemulihan bencana: Rencana ini 

harus menguraikan langkah-langkah yang akan diambil 

untuk memulihkan operasi bisnis setelah peristiwa 

bencana. 

▪ Melatih karyawan: Melatih karyawan tentang risiko 

operasional dan bagaimana merespons peristiwa yang 

mengganggu. 

▪ Menggunakan teknologi: Gunakan teknologi untuk 

membantu mengidentifikasi, menilai, dan mengelola 

risiko operasional. 

 

Risiko operasional yaitu  ancaman nyata yang dapat 

berdampak serius pada bisnis. Dengan memahami risiko ini, 

mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya, dan 

memiliki rencana untuk mengatasinya, Anda dapat 

membantu melindungi bisnis Anda dari gangguan dan 

memastikan kelangsungan operasi. Anda dapat 

berkonsultasi dengan ahli manajemen risiko untuk 

membantu Anda mengidentifikasi, menilai, dan mengelola 

risiko operasional Anda.  

 

4. Risiko Etika 

Teknologi, meskipun membawa banyak manfaat, juga 

menghadirkan dilema etika yang perlu dipertimbangkan 

dengan cermat. Beberapa contoh dilema etika yang muncul 

seiring dengan perkembangan teknologi: 

a. Bias Algoritmik (Diskriminasi oleh AI) 

Algoritma AI yang digunakan untuk pengambilan 

keputusan, seperti dalam perekrutan, peradilan pidana, 

dan pemberian pinjaman, dapat menunjukkan bias yang 

tidak disadari yang mendiskriminasi kelompok orang 

tertentu. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dan 

148 

 

memperburuk kesenjangan sosial. Contoh kasus: Pada 

tahun 2018, sebuah algoritma yang digunakan oleh 

Amazon untuk merekrut karyawan ditemukan bias 

terhadap wanita. Algoritma ini lebih cenderung memilih 

pelamar pria daripada wanita untuk peran tertentu. 

b. Disinformasi (Penyebaran Informasi Salah) 

Media sosial dan platform online lainnya 

memudahkan penyebaran informasi yang salah dan 

menyesatkan. Hal ini dapat berdampak negatif pada 

demokrasi, kesehatan warga , dan bahkan keamanan 

nasional. Contoh kasus: Pada tahun 2020, informasi yang 

salah tentang COVID-19 menyebar luas di media sosial, 

menyebabkan kebingungan dan ketakutan di antara 

warga . 

 

Dampak Risiko Etika: 

▪ Ketidakadilan: Penggunaan teknologi yang tidak etis 

dapat memperburuk ketidakadilan dan kesenjangan 

sosial. 

▪ Kerusakan Reputasi: Penggunaan teknologi yang tidak 

etis dapat merusak reputasi individu, organisasi, dan 

bahkan pemerintah. 

▪ Kerusuhan Sosial: Penyebaran informasi yang salah dan 

konten berbahaya di media sosial dapat memicu 

kerusuhan sosial dan kekerasan. 

 

Mencegah dan Mengelola Risiko Etika: 

▪ Membuat pedoman etika: Mengembangkan pedoman 

etika yang jelas untuk penggunaan teknologi dalam 

organisasi Anda. 

▪ Meningkatkan kesadaran: Mendidik karyawan tentang 

risiko etika teknologi dan bagaimana menggunakannya 

secara bertanggung jawab. 

▪ Memantau dan mengevaluasi: Memantau penggunaan 

teknologi dan mengevaluasi dampaknya pada etika dan 

tanggung jawab sosial. 

149 

 

▪ Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan: Bekerja 

sama dengan pemangku kepentingan lain, seperti 

pemerintah, akademisi, dan organisasi warga  sipil, 

untuk mengembangkan solusi untuk masalah etika 

teknologi. 

Risiko etika teknologi yaitu  masalah serius yang 

perlu ditanggapi dengan serius. Dengan memahami risiko ini, 

menerapkan praktik terbaik, dan berkolaborasi dengan 

pemangku kepentingan lain, kita dapat membantu 

memastikan bahwa teknologi digunakan secara bertanggung 

jawab dan etis untuk manfaat semua orang. 

 

5. Risiko Sosial 

Teknologi, dengan segala manfaatnya, juga membawa 

konsekuensi sosial yang perlu dipertimbangkan. Berikut 

beberapa contoh risiko sosial yang perlu diwaspadai: 

a. Pengangguran Teknologi (Otomatisasi Menggantikan 

Pekerjaan) 

Otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) berpotensi 

menggantikan banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan 

oleh manusia. Hal ini dapat menyebabkan pengangguran 

massal, terutama di sektor-sektor yang padat karya 

seperti manufaktur dan layanan pelanggan. Contoh kasus: 

Saat ini banyak pekerjaan di industri manufaktur hilang 

sebab  digantikan oleh robot dan mesin otomatis. 

b. Kesenjangan Digital (Akses Teknologi Tidak Merata) 

     Tidak semua orang memiliki akses yang sama 

terhadap teknologi. Hal ini dapat memperburuk 

kesenjangan sosial dan ekonomi, terutama antara orang 

kaya dan miskin, perkotaan dan pedesaan, dan negara 

maju dan berkembang. Contoh kasus: Di banyak negara 

berkembang, akses internet dan perangkat teknologi 

masih terbatas, terutama di daerah pedesaan. 

  

150 

 

Dampak Risiko Sosial: 

▪ Ketidaksetaraan: Kesenjangan digital dan pengangguran 

teknologi dapat memperburuk ketidaksetaraan sosial dan 

ekonomi. 

▪ Ketidakpuasan Sosial: Pengangguran dan kurangnya 

akses terhadap teknologi dapat menyebabkan 

ketidakpuasan sosial dan bahkan kerusuhan. 

▪ Ketegangan Sosial: Ketidaksetaraan dan ketidakpuasan 

sosial dapat menyebabkan ketegangan sosial dan bahkan 

konflik. 

 

Mencegah dan Mengelola Risiko Sosial: 

▪ Membuat kebijakan yang mendukung inklusi digital: 

Pemerintah dan organisasi harus bekerja sama untuk 

memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang 

sama terhadap teknologi. 

▪ Berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan: Penting 

untuk berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk 

membantu orang-orang beradaptasi dengan perubahan 

ekonomi yang disebabkan oleh teknologi. 

▪ Mendukung kewirausahaan dan inovasi: Penting untuk 

mendorong kewirausahaan dan inovasi untuk 

menciptakan lapangan kerja baru di sektor-sektor yang 

tidak terancam oleh otomatisasi. 

▪ Membangun dialog dan pemahaman: Penting untuk 

membangun dialog dan pemahaman antara pemangku 

kepentingan yang berbeda untuk mengatasi masalah 

sosial yang terkait dengan teknologi. 

 

Risiko sosial teknologi yaitu  masalah serius yang 

perlu ditanggapi dengan serius. Dengan memahami risiko ini, 

mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya, dan 

mempromosikan penggunaan teknologi yang inklusif dan 

bertanggung jawab, kita dapat membantu memastikan 

bahwa teknologi bermanfaat bagi semua orang dan tidak 

memperburuk kesenjangan sosial. 

151 

 

6. Pentingnya Mempelajari Risiko Teknologi 

Memahami risiko teknologi menjadi semakin penting 

di era digital ini, di mana kita semakin bergantung pada 

teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut beberapa 

alasan mengapa mempelajari risiko teknologi sangatlah 

penting: 

a. Melindungi Diri dari Bahaya Online 

Teknologi membuka peluang baru untuk 

berinteraksi, belajar, dan berbisnis. Namun, peluang ini 

juga diiringi dengan berbagai bahaya online, seperti 

penipuan siber, perundungan online, dan konten 

berbahaya. Memahami risiko ini membantu kita untuk 

melindungi diri dan orang lain dari bahaya tersebut. 

b. Menjaga Privasi Data: 

     Data pribadi kita semakin banyak disimpan 

secara online, dan hal ini meningkatkan risiko pencurian 

data dan penyalahgunaan privasi. Dengan memahami 

risiko privasi data, kita dapat mengambil langkah-

langkah untuk melindungi informasi pribadi kita dan 

memastikan bahwa informasi tersebut digunakan secara 

bertanggung jawab. 

c. Mendukung Penggunaan Teknologi yang Bertanggung 

Jawab: 

     Teknologi memiliki potensi untuk memberikan 

dampak positif bagi warga . Namun, jika tidak 

digunakan dengan bertanggung jawab, teknologi dapat 

menyebabkan konsekuensi negatif, seperti bias algoritmik, 

disinformasi, dan pengangguran teknologi. Memahami 

risiko ini membantu kita untuk menggunakan teknologi 

dengan cara yang etis dan bertanggung jawab, dan untuk 

mendorong penggunaan teknologi yang bermanfaat bagi 

semua orang. 

d. Mitigasi Dampak Negatif Teknologi 

     Meskipun teknologi membawa banyak manfaat, 

namun juga memiliki potensi untuk menimbulkan 

dampak negatif, seperti polusi elektronik, kecanduan 

teknologi, dan dampak negatif pada kesehatan mental. 

152 

 

Memahami risiko ini membantu kita untuk 

mengembangkan solusi untuk meminimalkan dampak 

negatif teknologi dan memastikan bahwa teknologi 

digunakan secara berkelanjutan. 

Kesimpulan 

Teknologi membawa banyak manfaat bagi kehidupan 

kita. Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi juga 

memiliki risiko. Dengan mempelajari dan memahami risiko 

ini, kita dapat memanfaatkan teknologi dengan aman dan 

bertanggung jawab, dan memaksimalkan manfaatnya sambil 

meminimalkan dampak negatifnya. 

 

Tips : 

▪ Anda dapat mengikuti kursus online atau pelatihan 

tentang keamanan siber dan privasi data untuk 

meningkatkan pengetahuan Anda tentang risiko 

teknologi. 

▪ Anda dapat menggunakan alat dan layanan online untuk 

membantu Anda melindungi diri dari bahaya online dan 

menjaga privasi data Anda. 

▪ Anda dapat terlibat dalam diskusi dan dialog tentang 

risiko teknologi dan bagaimana menggunakan teknologi 

secara bertanggung jawab. 

▪ Anda dapat mendukung organisasi dan inisiatif yang 

bekerja untuk mempromosikan penggunaan teknologi 

yang aman, etis, dan berkelanjutan. 

 

C. Strategi Pengelolaan Risiko Teknologi 

1. Penilaian Risiko 

Penilaian risiko yaitu  langkah pertama dalam 

mengelola risiko teknologi. Tujuannya yaitu  untuk 

mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi risiko 

yang dihadapi oleh organisasi. Penilaian risiko harus 

dilakukan secara berkala dan komprehensif, dan harus 

mempertimbangkan semua aspek organisasi, termasuk 

infrastruktur TI, aplikasi, data, dan karyawan. 

153 

 

Metode Penilaian Risiko 

▪ Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi semua risiko 

teknologi yang mungkin dihadapi oleh organisasi. 

▪ Analisis Risiko: Menganalisis setiap risiko untuk 

menentukan kemungkinan dan dampaknya. 

▪ Evaluasi Risiko: Mengevaluasi risiko berdasarkan 

kemungkinan dan dampaknya untuk menentukan 

prioritasnya. 

2. Pengendalian Risiko 

Setelah risiko diidentifikasi dan dievaluasi, langkah 

selanjutnya yaitu  menerapkan kontrol untuk 

menguranginya. Kontrol risiko dapat dikategorikan menjadi : 

▪ Kontrol Pencegahan: Mencegah risiko terjadi sejak awal. 

▪ Kontrol Detektif: Mendeteksi risiko sedini mungkin. 

▪ Kontrol Korektif: Mengurangi dampak risiko setelah 

terjadi. 

3. Mitigasi Risiko 

Mitigasi risiko yaitu  proses untuk mengurangi 

kemungkinan atau dampak risiko. Beberapa strategi mitigasi 

risiko yang umum digunakan yaitu : 

▪ Penerapan teknologi keamanan: Memasang firewall, 

antivirus, dan perangkat lunak keamanan lainnya. 

▪ Pelatihan dan edukasi: Melatih karyawan tentang risiko 

teknologi dan cara menguranginya. 

▪ Membuat kebijakan dan prosedur: Menerapkan 

kebijakan dan prosedur untuk mengatur penggunaan 

teknologi. 

▪ Membuat rencana pemulihan bencana: Memiliki rencana 

untuk memulihkan operasi TI jika terjadi bencana. 

4. Perencanaan Pemulihan Bencana 

Perencanaan pemulihan bencana yaitu  proses untuk 

memastikan bahwa organisasi dapat memulihkan operasi TI 

dengan cepat dan efisien setelah terjadi bencana. Rencana 

pemulihan bencana harus mencakup: 

154 

 

▪ Analisis dampak bisnis: Mengidentifikasi dampak 

potensial dari bencana pada bisnis. 

▪ Strategi pemulihan: Mengembangkan strategi untuk 

memulihkan operasi TI. 

▪ Prosedur pemulihan: Mendokumentasikan prosedur 

untuk memulihkan sistem dan data. 

▪ Pengujian dan latihan: Menguji dan melatih rencana 

pemulihan bencana secara berkala. 

5. Peningkatan Kesadaran tentang Keamanan Siber 

Meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber 

yaitu  kunci untuk mengelola risiko teknologi. Karyawan 

harus dilatih tentang risiko keamanan siber dan cara 

menguranginya. Mereka juga harus didorong untuk 

melaporkan aktivitas mencurigakan kepada tim keamanan TI. 

6. Pelatihan dan Edukasi 

Pelatihan dan edukasi yaitu  kunci untuk 

meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber dan 

memastikan bahwa karyawan menggunakan teknologi 

dengan cara yang aman dan bertanggung jawab. Pelatihan 

harus mencakup: 

▪ Kesadaran tentang keamanan siber: Mengajarkan 

karyawan tentang risiko keamanan siber yang umum. 

▪ Praktik terbaik keamanan: Mengajarkan karyawan 

tentang praktik terbaik untuk melindungi diri dari bahaya 

online. 

▪ Kebijakan dan prosedur: Mengajarkan karyawan tentang 

kebijakan dan prosedur keamanan TI organisasi. 

7. Kepatuhan terhadap Peraturan 

Organisasi harus mematuhi semua peraturan yang 

berlaku terkait dengan teknologi, seperti undang-undang 

privasi data dan undang-undang keamanan siber. Kepatuhan 

terhadap peraturan membantu untuk mengurangi risiko 

hukum dan reputasi. 

  

155 

 

Kesimpulan 

Strategi pengelolaan risiko teknologi yang efektif 

harus mencakup semua elemen yang telah dibahas di atas. 

Dengan menerapkan strategi ini, organisasi dapat 

mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko teknologi 

secara efektif, dan memastikan bahwa teknologi digunakan 

dengan aman dan bertanggung jawab. Anda dapat 

berkonsultasi dengan ahli manajemen risiko TI untuk 

membantu Anda mengembangkan dan menerapkan strategi 

pengelolaan risiko teknologi. 

 

D. Penggunaan Teknologi Berkelanjutan 

Penggunaan teknologi berkelanjutan mengacu pada 

penggunaan teknologi yang meminimalkan dampak negatif 

terhadap lingkungan dan memaksimalkan manfaat sosial dan 

ekonomi. Hal ini berarti menggunakan teknologi secara 

bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa 

mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk 

memenuhi kebutuhan mereka sendiri. 

Manfaat Penggunaan Teknologi Berkelanjutan 

Penggunaan teknologi berkelanjutan menawarkan 

banyak manfaat, termasuk: 

▪ Penghematan energi: Teknologi hemat energi dapat 

membantu mengurangi konsumsi energi dan emisi gas 

rumah kaca. 

▪ Pengurangan limbah: Teknologi daur ulang dan 

pengurangan limbah dapat membantu mengurangi jumlah 

limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. 

▪ Peningkatan aksesibilitas: Teknologi yang membantu 

penyandang disabilitas dapat meningkatkan aksesibilitas 

dan inklusi. 

▪ Peningkatan efisiensi: Teknologi dapat membantu 

meningkatkan efisiensi operasi bisnis dan mengurangi 

pemborosan. 

156 

 

▪ Penciptaan lapangan pekerjaan: Industri teknologi hijau 

menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendorong 

pertumbuhan ekonomi. 

Tantangan Penggunaan Teknologi Berkelanjutan 

Meskipun banyak manfaatnya, penggunaan teknologi 

berkelanjutan juga menghadirkan beberapa tantangan, seperti: 

● Biaya: Teknologi berkelanjutan mungkin lebih mahal 

daripada teknologi tradisional. 

● Infrastruktur: Diperlukan infrastruktur yang memadai 

untuk mendukung penggunaan teknologi berkelanjutan. 

● Perubahan perilaku: Diperlukan perubahan perilaku untuk 

mengadopsi teknologi berkelanjutan secara luas. 

● Kurangnya kesadaran: Banyak orang tidak menyadari 

manfaat dan pentingnya penggunaan teknologi 

berkelanjutan. 

Strategi untuk Mempromosikan Penggunaan Teknologi 

Berkelanjutan 

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk 

mempromosikan penggunaan teknologi berkelanjutan, antara 

lain : 

▪ Kebijakan publik: Pemerintah dapat menerapkan kebijakan 

yang mendorong penggunaan teknologi berkelanjutan, 

seperti insentif pajak dan subsidi. 

▪ Pendidikan: Penting untuk mendidik warga  tentang 

manfaat dan pentingnya penggunaan teknologi 

berkelanjutan. 

▪ Inovasi teknologi: Perlu ada investasi dalam penelitian dan 

pengembangan teknologi berkelanjutan baru. 

▪ Kemitraan: Kemitraan antara sektor publik, swasta, dan 

warga  sipil dapat membantu mempercepat adopsi 

teknologi berkelanjutan. 

  

157 

 

Menekankan Pentingnya Mengelola Risiko Teknologi dan 

Menggunakan Teknologi Secara Berkelanjutan 

Mengelola risiko teknologi dan menggunakan teknologi 

secara berkelanjutan sangat penting untuk memastikan masa 

depan yang berkelanjutan. Dengan menerapkan strategi yang 

tepat, kita dapat menggunakan teknologi untuk memenuhi 

kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi 

mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. 

Membahas Arah Masa Depan Pengelolaan Risiko Teknologi 

dan Penggunaan Berkelanjutan 

Arah masa depan pengelolaan risiko teknologi dan 

penggunaan berkelanjutan akan fokus pada beberapa area 

utama, termasuk : 

▪ Perkembangan kecerdasan buatan (AI): AI dapat digunakan 

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan 

risiko teknologi dan penggunaan berkelanjutan. 

▪ Teknologi blockchain: Blockchain dapat digunakan untuk 

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam 

pengelolaan rantai pasokan dan penggunaan teknologi. 

▪ Teknologi Internet of Things (IoT): IoT dapat digunakan 

untuk memantau dan mengoptimalkan penggunaan sumber 

daya secara real-time. 

▪ Ekonomi sirkuler: Ekonomi sirkuler yaitu  model ekonomi 

yang bertujuan untuk meminimalkan limbah dan 

memaksimalkan penggunaan kembali sumber daya. 

Dengan memanfaatkan teknologi baru ini, kita dapat 

menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan di mana 

teknologi digunakan untuk kebaikan dan bukan untuk 

keburukan. 

 

  

158 

 

DAFTAR PUSTAKA 

 

Arnani, M., Dwi I. W. (2011, March 11). Gempa M 9,1 dan Tsunami 

di Jepang, Sebabkan Bencana Nuklir. 

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/11/121000

665/11-maret-2011-gempa-m-9-1-dan-tsunami-di-jepang-

sebabkan-bencana-nuklir 

Confessore, N., (2018, Apr 4). Cambridge Analytica and Facebook: 

The Scandal and the Fallout So Far. 

https://www.nytimes.com/2018/04/04/us/politics/cambr

idge-analytica-scandal-fallout.html 

Franedya, R., (2019, Oct 11). Duh, Robot Bakal Hapus 20 Juta 

Pekerjaan di Sektor Manufaktur. 

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20191011133754-37-

106239/duh-robot-bakal-hapus-20-juta-pekerjaan-di-sektor-

manufaktur 

Fraser, J. R., Quail, R., & Simkins, B. (Eds.). (2021). Enterprise risk 

management: Today's leading research and best practices for 

tomorrow's executives. John Wiley & Sons. 

Hampton, J. (2009). Fundamentals of enterprise risk management: 

How top companies assess risk, manage exposure, and seize 

opportunity 

Jones, P., Wynn, M., Hillier, D., & Comfort, D. (2017). The 

sustainable development goals and information and 

communication technologies. Indonesian Journal of 

Sustainability Accounting and Management, 1(1), 1â-15. 

Lam, J. (2014) Enterprise Risk Management: From Incentives to 

Controls. John Wiley & Sons, Hoboken. 

http://dx.doi.org/10.1002/9781118836477  

Liputan6, (2003, Aug 14). Mati Lampu Massal di Kota-Kota Amerika 

Serikat dan Kanada Picu Kegelisahan. 

https://www.liputan6.com/global/read/5041012/14-

agustus-2003-mati-lampu-massal-di-kota-kota-amerika-

serikat-dan-kanada-picu-kegelisahan 

159 

 

Moeller, R. R. (2007). COSO enterprise risk management: 

understanding the new integrated ERM framework. John 

Wiley & Sons. 

Saeidi, P., Saeidi, S. P., Sofian, S., Saeidi, S. P., Nilashi, M., & Mardani, 

A. (2019). The impact of enterprise risk management on 

competitive advantage by moderating role of information 

technology. Computer standards & interfaces, 63, 67-82. 

Scott, E. T., Stiles, P., & Debata, P. (2022). Managing new technology: 

the combination of model risk and enterprise risk 

management. University of Cambridge, Judge Business 

School. 

Stahl, B. C., Eden, G., & Jirotka, M. (2013). Responsible research and 

innovation in information and communication technology: 

Identifying and engaging with the ethical implications of 

ICTs. Responsible innovation: Managing the responsible 

emergence of science and innovation in society, 199-218. 

  

160 

 

TENTANG PENULIS 

 

Antonius Sony E. N., S.T., M.T. Seorang 

praktisi dengan pengalaman lebih dari 20 

tahun di dunia IT, saat ini bekerja sebagai 

VP Technology and Solutions Development di 

salah satu IT Solution Provider dan 

berkontribusi sebagai dosen luar biasa di 

Universitas Multimedia Nusantara. 

Dengan latar belakang teknis berbasis solusi yang kuat dalam 

desain dan pengembangan IT baik di on-premise maupun multi-cloud, 

membuat penulis dipercaya sebagai enabler untuk solusi bisnis yang 

lebih baik dan mengembangkan kompetensi dinamis bagi 

organisasi dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas 

perusahaan. Penulis menempuh pendidikan program Sarjana (S1) 

Universitas Indonesia jurusan Teknik Elektro, dan mendapatkan 

pendidikan program Pasca Sarjana (S2) Universitas Pelita Harapan 

jurusan Teknik Industri Multimedia. Saat ini sedang menempuh 

pendidikan Doktor (S3) di Universitas Bina Nusantara program 

Doctor of Research in Management. 

 

  

161 

 

BAB  

7  

REVOLUSI INDUSTRI 4.0 

Edy Setiawan, ST., MT. 

 

A. Definisi Industri 4.0 

Sebelum mengenal lebih jauh tentang "Industri 4.0", kita 

lihat lebih dulu ilustrasi dari Revolusi Industri yang ditunjukkan 

pada Gambar 1 di bawah. Perkembangannya mulai dari Industri 

1.0, yang mulai berkembang di abad ke-17, Industri 2.0 yang 

berkembang di abad ke-18, Industri 3.0 berkembang di abad ke-

20 dan sekarang ini teknologi sudah sangat berkembang dan 

sangat berpengaruh pada semua lini pekerjaan yang dikerjakan 

oleh manusia. Dan sekarang ini kita sudah masuk pada Industri 

4.0 yang sering kita kenal dengan "Industri Keempat", dan "4IR". 

Istilah "Industri 4.0", juga dikenal sebagai "Revolusi 

Industri Keempat", merujuk pada otomatisasi, data, dan 

komputer yang semakin bersatu untuk mengubah cara kita 

bekerja, terutama dalam industri manufaktur (Tarasov, 2018). 

Industri 4.0 yaitu  lanjutan dari revolusi industri ketiga, yang 

mencakup pembuatan komputer dan Internet (Bekmurzaeva, 

2023). Industri ini membawa teknologi ke tingkat kemajuan baru 

dan mengaburkan perbedaan antara dunia digital dan fisik. 

Materi seperti otomatisasi, kecerdasan buatan, dan Internet of 

Things menjadi lebih umum. Meskipun revolusi industri 

sebelumnya sebagian besar berfokus pada kemajuan teknologi, 

Industri 4.0 berfokus pada perkembangan teknologi dan 

bagaimana mereka memengaruhi kehidupan sehari-hari. Ini 

yaitu  transformasi industri dan sistem produksi melalui adopsi 

teknologi baru. Sebelum mempelajari perubahan terbaru dalam 

REVOLUSI 

INDUSTRI 4.0 

162 

 

industri manufaktur, penting untuk memahami bagaimana 

industri ini mengalami perubahan.  

 

Gambar 7. 1 Ilustrasi Revolusi Industri  

(Tay, et al., 2018) 

"Revolusi Industri Keempat", yaitu  tahap selanjutnya 

dalam digitalisasi industri manufaktur. Ini didorong oleh tren 

yang berubah seperti analitik, peningkatan konektivitas dan 

data, interaksi manusia-mesin, dan peningkatan robotika 

(Bekmurzaeva, 2023). Termasuk augmented reality, otomatisasi 

mesin, dan banyak lagi, revolusi industri abad kedua puluh satu 

yaitu  revolusi digital. Istilah "Industri 4.0", "Industri Keempat", 

dan "4IR" mengacu pada era konektivitas, analitik modern, 

otomatisasi, dan teknologi manufaktur canggih yang telah 

mengubah bisnis di seluruh dunia selama bertahun-tahun. 

Sektor manufaktur ini mengalami gelombang transformasi yang 

dimulai pada pertengahan tahun 2010an dan memiliki potensi 

besar untuk operasi dan masa depan produksi. 

163 

 

B. Perkembangan Industri 4.0 

Industri 4.0 mengambil inspirasi dari penemuan Revolusi 

Industri Ketiga, juga dikenal sebagai revolusi digital, yang 

berlangsung dari tahun 1950an hingga awal tahun 2000an dan 

membawa banyak inovasi seperti komputer, berbagai barang 

elektronik, Internet, dan banyak lagi. Industri 4.0 membawa 

penemuan-penemuan ini lebih jauh daripada yang dapat 

dibayangkan sebelumnya dengan menerapkan empat teknologi 

dasar (Anon., 2022): 

1. Konektivitas, data, dan komputasi: teknologi cloud, Internet, 

blockchain, sensor. 

2. Analitik dan kecerdasan: analitik tingkat lanjut, pembelajaran 

mesin, kecerdasan buatan. 

3. Interaksi manusia - mesin: virtual reality (VR) dan augmented 

reality (AR), robotika dan otomatisasi, kendaraan autonomous. 

4. Rekayasa tingkat lanjut mencakup manufaktur aditif 

(pencetakan 3-D), energi terbarukan, dan partikel nano. 

 

C. Karakteristik Industri 4.0 

Industri 4.0 yaitu  masa depan manufaktur global. Ini 

yaitu  era otomatisasi, pabrik yang terdigitalisasi dan 

digitalisasi produk. Namun demikian, bidang akademisi masih 

belum dapat mendefinisikan pendekatan tersebut sebab  

Industri 4.0 yaitu  istilah dasar yang mengacu pada revolusi 

industri keempat. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk 

membedakan komponen-komponennya. Ada 9 karakteristik 

industri seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.2 di bawah ini. 

164 

 

 

Gambar 7. 2 Karakteristik Industri 4.0 

(Tay, et al., 2018) 

1. Big Data 

Analitis data besar membantu manufaktur prediktif di 

Industri 4.0 dan, sebab  perkembangan Internet yang pesat, 

merupakan arah penting dalam pengembangan teknologi 

industri. Hal ini menghasilkan sejumlah besar data yang 

diproduksi dan diperoleh setiap hari yang tidak dapat 

diproses dan dianalisis dengan cara konvensional. Oleh 

sebab  itu, industri 4.0 baru-baru ini berbicara tentang big 

data. Banyak aplikasi lain yang dapat memperoleh nilai 

tambah saat teknik yang ada berkembang untuk menangani 

data besar. Menggunakan teknologi digital untuk melakukan 

analisis dikenal sebagai big data. Menurut Forrester, "Big 

Data" memiliki empat dimensi: kecepatan, variasi, volume, dan 

nilai. 

165 

 

 

Gambar 7. 3 Ilustrasi Big Data 

(Kashyap, 2023) 

2. Simulation 

Cara menjalankan proses untuk mengetahui atau 

memprediksi keluaran dari proses atau sistem disebut 

pemodelan simulasi. Permodelan simulasi digunakan untuk 

menggambarkan dunia nyata yang terdiri dari manusia, 

produk, dan mesin, kemudian menggunakan data waktu 

nyata. Oleh sebab  itu, operator dapat mengoptimalkan 

pengaturan mesin dalam lingkungan simulasi sebelum 

diterapkan dalam dunia nyata. Ini meningkatkan kualitas 

dan menghemat waktu. Pemodelan sistem manufaktur dan 

sistem lainnya dengan konsep virtual sekarang mungkin bisa 

dilakukan dengan adanya kemajuan baru dalam paradigma 

pemodelan simulasi. Simulasi juga dapat digunakan oleh 

kecerdasan buatan (kognitif) untuk mengontrol proses, 

seperti penyesuaian otonom pada sistem operasi. 

 

 

 

 

166 

 

 

Gambar 7. 4 Ilustrasi Permodelan Simulation 

(Anon., n.d.) 

3. Internet of Services (IoS) 

Industri otomotif sangat bergantung pada Internet of 

Services. Teknologi informasi memungkinkan transfer data, 

yang membuat mobilitas sehari-hari lebih aman, mudah, dan 

menyenangkan. Dalam fungsinya sebagai "vendor layanan", 

Internet of Services (IoS) menyediakan berbagai layanan 

melalui internet sesuai dengan jenis layanan layanan 

digitalisasi yang tersedia. Layanan ini tersedia dan dapat 

disesuaikan dengan model bisnis, mitra, atau pengaturan 

layanan apa pun. Pemasok menyediakan dan 

mengintegrasikan layanan menjadi layanan nilai tambah 

sebab  pelanggan dapat berkomunikasi satu sama lain 

melalui berbagai saluran.  

4. Augmented Reality 

Perusahaan teknologi mulai mempertimbangkan 

Augmented Reality (AR) sebagai salah satu bisnis yang paling 

menguntungkan untuk diinvestasikan. sebab  teknologi ini 

mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan 

pemeliharaan dan kemungkinan kesalahan, teknologi ini 

dapat sangat membantu pekerjaan pemeliharaan perusahaan. 

Teknologi ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan 

memungkinkan penggunaan prediktif pemeliharaan untuk 

mencegah pemeliharaan reaktif yang tidak direncanakan. Ini 

167 

 

juga memungkinkan untuk menjaga frekuensi pemeliharaan 

pada tingkat yang rendah. Hal ini akan mengurangi biaya 

dari pemeliharaan preventif yang berlebihan. 

 

Gambar 7. 5 Ilustrasi Internet of Services (IoS) 

(BasuMallick, 2023) 

 

 

Gambar 7. 6 Ilustrasi Augmented Reality 

(GPS, 2023) 

5. Cyber-Physical System (CPS) 

Industri 4.0 dapat didefinisikan sebagai kajian Sistem 

Cyber-Physical sebab  kemajuan dalam komunikasi setiap 

sistem produksi CPS memiliki sensor yang dipasang di 

seluruh aspek fisik untuk menghubungkan hal-hal fisik 

168 

 

dengan model virtual. Ini sebab  sistem cyberfisik menjadi 

lebih umum di warga  dan terjadi selama interaksi 

manusia. Oleh sebab  itu, harus dipastikan bahwa CPS 

berperilaku stabil dan memiliki hubungan tertentu ketika 

digunakan dengan kecerdasan buatan (AI). CPS juga 

merupakan fondasi untuk menciptakan Internet of Things 

(IoT) yang dapat diakses oleh semua orang (Mosterman). 

Akibatnya, di masa mendatang, akan lebih mudah bagi 

perusahaan untuk membangun jaringan global yang 

bergabung dengan sistem pergudangan, mesin, dan fasilitas 

produksi CPS. 

 

Gambar 7. 7 Ilustrasi Cyber-Physical System (CPS) 

(Jørgensen, 2024) 

6. Additive Manufacturing (3D Printing) 

Pemanfaatan sistem produksi cerdas dan teknologi 

data canggih didorong oleh industri 4.0. Oleh sebab  itu, 

manufaktur aditif yaitu  salah satu alat penting untuk 

merangkul Industri 4.0. Penting untuk mempertahankan 

daya saing ekonomi yaitu  mengembangkan keterampilan 

manufaktur baru yang melibatkan integrasi teknologi 

informasi. Industri 4.0 muncul sebagai hasil dari kemajuan 

teknologi cyber. Dengan penggunaan manufaktur aditif, tren 

mencari bahan baru yang mudah diakses semakin meningkat. 

Material pintar dapat digunakan untuk mencapai 

169 

 

karakteristik material tertentu. Bahkan, industri 4.0 sangat 

bergantung pada kemampuan manufaktur aditif. 

 

Gambar 7. 8 Ilustrasi Additive Manufacturing (3D Printing) 

(Anon., n.d.) 

7.  Internet of Things (IoT) 

Dengan menggabungkan Internet of Things (IoT) dan 

Internet of Services (IoS) dalam proses manufaktur, industri 

4.0 muncul sebagai hasil dari kombinasi keduanya. Secara 

umum, Internet of Things (IoT) memiliki kemampuan untuk 

menghubungkan sistem, layanan, dan objek fisik dengan 

konektivitas yang canggih, yang memungkinkan komunikasi 

dan berbagi data serta komunikasi objek-ke-objek. Ini dapat 

dicapai melalui otomatisasi dan kontrol elemen dalam 

berbagai industri, seperti permesinan, pencahayaan, 

pemanasan, dan pemantauan jarak jauh. 

8. Cloud Computing 

Logika sistem yang agak baru, komputasi awan (Cloud 

Computing), memberi pengguna banyak ruang penyimpanan. 

Sumber daya ini dapat diakses oleh bisnis atau individu. 

Dengan kemajuan teknologi, sistem penyimpanan cloud akan 

terus menyimpan fungsi data mesin, memungkinkan sistem 

produksi menjadi lebih berbasis data. Dalam revolusi 

industri, lebih banyak data akan dibagikan di seluruh lokasi 

untuk bisnis produksi, yang dapat mengurangi keterbatasan 

perusahaan. Banyak perusahaan mulai mempertimbangkan 

170 

 

cloud saat membangun sistem data mereka. Jumlah aplikasi 

yang dikembangkan di cloud secara bertahap meningkat. 

 

Gambar 7. 9 Ilustrasi Internet of Things (IoT) 

(Zarka, n.d.) 

9. Autonomous Robots 

Robot saat ini lebih fleksibel, memiliki lebih banyak 

fungsi, dan lebih mudah digunakan dalam banyak hal. 

Dalam waktu dekat, robot-robot ini akan lebih canggih, lebih 

murah, dan berinteraksi satu sama lain dengan manusia. 

Robot-robot tersebut juga dibawah kendali manusia. Mereka 

akan menjadi lebih baik daripada robot yang saat ini 

digunakan di industri manufaktur. 

171 

 

 

Gambar 7. 10 Ilustrasi Cloud Computing 

(A, 2023) 

 

Gambar 7. 11 Ilustrasi Autonomous Robots 

(McCluskey, 2018) 

 

D. Rangkuman 

Istilah "Industri 4.0", juga dikenal sebagai "Revolusi 

Industri Keempat", merujuk pada otomatisasi, data, dan 

komputer yang semakin bersatu untuk mengubah cara kita 

bekerja, terutama dalam industri manufaktur. Industri ini 

membawa teknologi ke tingkat kemajuan baru dan 

mengaburkan perbedaan antara dunia digital dan fisik. 

Otomatisasi, kecerdasan buatan, dan Internet of Things menjadi 

lebih umum. Meskipun revolusi industri sebelumnya sebagian 

besar berfokus pada kemajuan teknologi, Industri 4.0 berfokus 

172 

 

pada perkembangan teknologi dan bagaimana mereka 

memengaruhi kehidupan sehari-hari. Industri 4.0 mengambil 

inspirasi dari penemuan Revolusi Industri Ketiga, juga dikenal 

sebagai revolusi digital, yang berlangsung dari tahun 1950an 

hingga awal tahun 2000an dan membawa banyak inovasi seperti 

komputer, berbagai barang elektronik, Internet, dan banyak lagi. 

Industri 4.0 membawa penemuan-penemuan ini lebih jauh 

daripada yang dapat dibayangkan sebelumnya. Ada 9 

karakteristik industri yang masuk dalam perkembangan 

Revolusi Industri, yaitu Big Data, Permodelan simulation, Internet 

of Services (IOS), Augmented Reality (AR), Cyber-Physical System 

(CPS), Additive Manufacturing (3D Printing), Internet of Things 

(IoT), Cloud Computing, Autonomous Robots.  

173 

 

DAFTAR PUSTAKA 

 

Anon., 2022. Mckinsey.Com. [Online]  

Available at: https://www.mckinsey.com/featured-

insights/mckinsey-explainers/what-are-industry-4-0-the-

fourth-industrial-revolution-and-4ir 

[Accessed Wednesday, May 2024]. 

Anon., n.d. ddent-usa.com. [Online]  

Available at: https://www.ddent-usa.com/additive-

manufacturing-3d-printing/ 

[Accessed Wednesday, May 2024]. 

Anon., n.d. focus-grp.com. [Online]  

Available at: https://focus-grp.com/simulation-modeling/ 

[Accessed Wednesday, May 2024]. 

A, W., 2023. menggunakan.id. [Online]  

Available at: https://www.menggunakan.id/cloud-

computing-pengertian-jenis-dan-cara-kerja/ 

[Accessed Wednesday, May 2024]. 

Basu Mallick,. C., 2023. spiceworks.com. [Online]  

Available at: 

https://www.spiceworks.com/tech/networking/articles/

what-is-the-internet/ 

[Accessed Wednesday, May 2024]. 

Bekmurzaeva, R., 2023. Industry 4.0: The Fourth Industrial Revolution. 

France, EDP Sciences - Web of Conferences. 

GPS, K. T. o. I. C., 2023. icscareergps.com. [Online]  

Available at: https://www.icscareergps.com/blog/latest-

education-and-career-buzz/what-exactly-is-augmented-

reality-ar-and-how-does-it-work/ 

[Accessed Wednesday, May 2024]. 

Jørgensen, J. B., 2024. imm.dtu.dk. [Online]  

Available at: https://www.imm.dtu.dk/~jbjo/cps.html 

[Accessed Wednesday, May 2024]. 

174 

 

Kashyap, S., 2023. Linkedin.Com. [Online]  

Available at: https://www.linkedin.com/pulse/title-

demystifying-big-data-unveiling-power-analytics-shruti-

kashyap- 

[Accessed Wednesday, May 2024]. 

McCluskey, B., 2018. theengineer.co.uk. [Online]  

Available at: https://www.theengineer.co.uk/content/in-

depth/autonomous-mobile-robots-still-a-vision-for-the-

future/ 

[Accessed Wednesday, May 2024]. 

Tarasov, I. V., 2018. Industry 4.0: Concept, concept, development trends. 

France, EDP Sciences - Web of Conferences. 

Tay, S. I., Chuan, L. T., Nor Aziati, A. H. & Aizat Ahmad, A. N., 2018. 

An Overview of Industry 4.0: Definition, Components, and 

Government Initiatives. Journal of Advanced Research in 

Dynamical and Control Systems, Vol. 10(14-Special Issue), pp. 

1379-1387. 

Zarka, N., n.d. researchgate.net. [Online]  

Available at: https://www.researchgate.net/figure/nternet-

of-Things-IoT-Connecting-Anything-Anyone-Anytime-

Anyplace-Advanced_fig3_315475277 

[Accessed Wednesday, May 2024]. 

 

  

175 

 

TENTANG PENULIS 

 

Edy Setiawan, ST., MT.  yaitu  dosen tetap 

Prodi Teknik Otomasi Jurusan Teknik 

Kelistrikan Kapal di Politeknik Perkapalan 

Negeri Surabaya (PPNS) dengan mata kuliah 

yang diajarkan Teknik kontrol, Mikroprosesor 

& Mikrokontroler, PLC, Pneumatik & 

Hidrolik, Perancangan & Simulasi 

Pengendalian, Permodelan, Instrumentasi 

dan Rangkaian Listrik. Lahir di Sidoarjo, 11 Mei 1979. Penulis 

merupakan anak terakhir dari sebelas bersaudara dari pasangan 

alm. Bapak Anawar Rasyid dan almarhumah Ibu Siti Rohana. 

Pendidikan program Serjana (S1)  Universitas Brawijaya Teknik 

Elektro dan menyelesaikan program Pasca Sarjana (S2) di Institut 

Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Teknik Elektro konsentrasi di 

bidang Teknik Sistem Pengaturan. Penulis juga aktif sebagai Tenaga 

Ahli Auditor Energi Industri untuk Sistem Kelistrikan dari ITS 

Kemitraan dan ITS Tekno Sains. 

 

  

176 

 

BAB  

8  

TANTANGAN HUKUM DALAM ERA DIGITAL  PENGANTAR BAHASA 

PEMROGRAMAN 

Adv. Dr. Adrianus Agung Nugroho, S.H., M.H. 

 

A. Era Digital 

Era digital dalam pengertiannya dapat dikatakan sebagai 

jaman atau masa dimana setiap kegiatan sendi kehidupan 

manusia berkembang ke arah yang serba digital. Penggunaan 

dokumen atau kertas lebih jarang cenderung paperless, 

penggunaan perangkat-perangkat elektronik yang dahulu 

hanya sebatas alat komunikasi atau alat untuk mengetik atau 

membuat tulisan atau pendapat sekarang berubah semuanya 

menjadi smart atau multi tasking, dalam hal ini selain untuk alat 

komunikasi bisa juga digunakan untuk mencari informasi, 

mengirimkan informasi dalam bentuk tulisan atau gambar, 

berkomunikasi dan sosialisasi di dunia media sosial, 

berkomentar atas suatu hal bahkan cenderung berjualan atau 

bahkan menjadi peluang ekonomi atau industri kreatif baru 

yang menguntungkan. 

Era kemajuan teknologi ini dimulai sejak 1940 – 1950an 

yang merupakan awal era komputasi, komputer dalam bentuk 

yang besar dan mahal. Kemudian masuk di era mikrokomputer 

tahun 1970 – 1980an yang mana dalam periode ini mulai lahir 

komputer pribadi seperti apple, maupun IBM. Selanjutnya 

mulailah masa internet di tahun 1990an , yang mana internet 

menjadi semakin tersedia untuk warga  umum. Kemudian 

mulai 2000an menjadi era internet dan mobile, yang ditandai 

dengan perkembangan internet yang lebih baik yang mulai 

TANTANGAN HUKUM 

DALAM ERA DIGITAL  

PENGANTAR BAHASA 

PEMROGRAMAN 

 

177 

 

menekankan interaksi oleh pengguna, aplikasi web dan media 

sosial. Dan tahun 2007an mulailah ponsel pintar (smartphone) 

mulai populer, yang ditandai dengan perkembangan internet 

yang lebih lanjut, seperti Web 2.0 yang menekankan pada 

interaksi pengguna, aplikasi web, dan media sosial. Selain itu, 

ponsel pintar mulai populer, terutama setelah peluncuran 

iPhone pada tahun 2007. Kemudian mulailah era digital yang 

dimulai dari 2010an sampai dengan sekarang. Periode ini terjadi 

pertumbuhan pesatdalam teknologi seperti kecerdasan buatan 

(Artificial Intellegence/AI), big data, bank data, internet of things 

(IoT), dan komputasi awan (cloud). Sehingga di era ini semakin 

terjadi peningkatan signifikan dalam penggunaan media sosial 

(instagram, tiktok, facebook, whattss app, telegram dan lainnya), e-

commerce, dan layanan berbasis aplikasi. Sehingga era digital ini 

keterlibatan teknologi dan manusia semakin intens yang 

tentunya mengakibatkan adanya tanggung jawab hukum yang 

timbul antara interaksi tersebut baik antara manusia dengan 

teknologi maupun manusia dengan manusia menggunakan 

teknologi tersebut. 

 

B. Tantangan Hukum  

Era digital juga memunculkan tantangan hukum unik, 

sebab  hampir selalu perkembangan teknologi informasi 

melebihi kemampuan hukum dalam tata aturan yang efektif dan 

efisien dalam mengatasi masalah yang terkait. Hal-hal tersebut 

meliputi : 

1. Perlindungan Privasi  

Teknologi digital memungkinkan untuk pengumpulan, 

penyimpanan, pemrosesan dan analisis yang tak terhitung 

jumlahnya atas data pribadi. Hukum harus secara efektif dan 

layak mencegah peretasan dan penyalahgunaan data pribadi 

tanpa membunuh inovasi, kreatifitas dan pertumbuhan 

ekonomi. Pemerintah dan DPR di Indonesia untuk 

perlindungan ini pada 17 Oktober 2022 telah menerbitkan 

Undang-undang Perlindungan Data Pribadi No. 27 Tahun 

2022, undang-undang ini bertujuan untuk melindungi data 

178 

 

pribadi individu dalam rangkaian pemrosesan atau 

pengelolaan data pribadi untuk menjamin hak konstitusional 

subyek data pribadi. Dalam hal ini perlindungan terhadap 

data pribadi warga  Indonesia. 

2. Kejahatan Siber 

Kejahatan siber seperti peretasan pribadi atau 

korporasi, pencurian identitas digital dan serangan jaringan 

multimedia lebih meningkat. Kejahatan Siber atau dapat 

disebut  Computer Crime dalam Black’s Law Dictionary 

9th Edition, didefinisikan sebagai berikut: 

A crime involving the use of a computer, such as sabotaging 

or stealing electronically stored data. 

Atas hal tersebut Hukum harus mampu menindak 

lanjuti dengan serius, dan efektif  dan memberikan sanksi 

tegas terhadap pelaku kejahatan. Perlindungan atas hal ini 

diatur oleh Pemerintah  dan DPR Republik Indonesia dalam 

UU Informasi dan Transaksi Elektronika  Undang-undang 

No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi 

Elektronik sebagaimana yang telah diubah oleh UU No. 19 

Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang-undang No. 11 

tahun 2008 dan terakhir diubah dengan UU No. 1 Tahun 2024 

Tentang Perubahan Perubahan Kedua atas Undang-Undang 

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi 

Elektronik.  

3. Pengaturan Konten Online 

Dengan semakin banyaknya konten yang tersedia 

secara online, pengaturan konten menjadi sulit. Tantangan 

hukum termasuk menentukan batas antara kebebasan 

berbicara dan penyebaran konten yang merugikan atau ilegal 

seperti penipuan, kebencian, atau pornografi anak. Hal ini 

juga diatur dalam aturan di Indonesia yaitu Setidaknya 

terdapat enam undang-undang di bidang komunikasi yang 

mengatur regulasi tersebut, yaitu UU No. 9 Tahun 1998 

tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka 

Umum, UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, UU No. 32 

Tahun 2002 tentang Penyiaran, UU No. 36 Tahun 1999 

179 

 

tentang Komunikasi, UU No.14 Tahun 2008 tentang 

Keterbukaan Informasi Publik, UU No. 11 Tahun 2008 

tentang ITE Jo. UU No.19 Tahun 2016 jo UU No. 1 Tahun 2024, 

serta sejumlah Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya. 

4. Ketidaksetaraan Akses  

Ada tantangan hukum dalam memastikan bahwa 

akses ke teknologi digital tidak hanya tersedia bagi sebagian 

kecil warga , tetapi juga mencakup semua orang tanpa 

memandang status sosial atau geografis mereka. Tantangan 

terbesar di Indonesia yang cukup besar yaitu  geografis 

sebab  daerah yang luas dan tidak merata, sehingga 

dibutuhkan kemampuan jaringan-jaringan menara untuk 

bisa menyambungkan sinyal Provider unutk bisa mengakses 

aplikasi atau web digital tersebut. 

5. Kebijakan Perlindungan Konsumen 

Perdagangan elektronik meningkatkan kebutuhan 

akan kebijakan perlindungan konsumen yang efektif untuk 

melindungi konsumen dari praktik bisnis yang tidak etis, 

penipuan online, dan ketidaksetaraan informasi. UU yang 

mengatur mengenai perlindungan konsumen ini diatur 

dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan 

Konsumen.  Terkait hak- hak konsumen yang diatur dalam 

Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 27 , dan Pasal 33, yaitu 

Hak dalam memilih barang, Hak mendapat kompensasi dan 

ganti rugi, Hak mendapat barang/jasa yang sesuai, Hak 

menerima kebenaran atas segala informasi pasti, dan Hak 

pelayanan tanpa tindak diskriminasi. 

6. Hak Kekayaan Intelektual 

Dalam era digital, hak kekayaan intelektual seperti hak cipta, 

merek dagang, dan paten dapat dengan mudah dilanggar atau 

disalahgunakan. Tantangan hukum meliputi penegakan hak-

hak ini secara efektif di lingkungan digital yang global. Hak 

Cipta diatur dalam UU No. 28 Tahun 2014. UU tentang Merek 

dagang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek 

dan Indikasi Geografis dan diubah beberapa ketentuan 

180 

 

dalam UU Cipta Kerja No. 6 tahun 2023 tentang Penetapan 

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 

Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang.  

Demikian juga dengan UU Paten  diatur dalam Undang-

Undang No. 13 Tahun 2016 diubah beberapa ketentuan 

dalam UU Cipta Kerja No. 6 tahun 2023 tentang Penetapan 

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 

Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang. 

7. Kebebasan Berpendapat dan Sensor  

Teknologi digital memungkinkan pemerintah dan 

perusahaan swasta untuk memantau dan mengendalikan 

informasi yang tersebar di internet. Tantangan hukum 

termasuk menemukan keseimbangan antara kebebasan 

berbicara dan perlindungan terhadap penyebaran informasi 

yang merugikan atau berbahaya. Hal ini diatur dalam UU 

ITE Pasal 27-33. 

8. Tantangan Hukum dalam konteks UU ITE  

Dalam konteks UU ITE (Informasi dan Teknologi 

Elektronik), tantangan hukum yang muncul sangat berkaitan 

dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. 

Tantangan hukum yang sering dihadapi dalam bidang 

Informasi dan Transaksi Elektronika 

a. Perlindungan Privasi dan Data 

Penggunaan teknologi digital seringkali melibatkan 

pengumpulan dan pengolahan data pribadi. Tantangan 

hukum meliputi pengaturan yang memadai untuk 

melindungi privasi individu dan mengatur bagaimana 

data pribadi boleh digunakan oleh organisasi atau 

individu lain. Hal ini diatur pada Pasal 26 ayat 1 sampai 

dengan ayat 5 UU ITE Perubahan Pertama UU No. 19, 

dengan bunyi sebagai berikut : 

Pasal 26 

(1) Kecuali ditentukan lain oleh peraturan 

perundangundangan, penggunaan setiap informasi 

melalui media elektronik yang menyangkut data 

181 

 

pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan 

Orang yang bersangkutan. 

(2) Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana 

dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan gugatan 

atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-

Undang ini.   

(3) Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib 

menghapus Informasi Elektronik dan/atau Dokumen 

Elektronik yang tidak relevan yang berada di bawah 

kendalinya atas permintaan Orang yang bersangkutan 

berdasarkan penetapan pengadilan. 

(4) Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib 

menyediakan mekanisme penghapusan Informasi 

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sudah 

tidak relevan sesuai dengan ketentuan peraturan 

perundang-undangan. (5) Ketentuan mengenai tata 

cara penghapusan Informasi Elektronik dan/atau 

Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada 

ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam peraturan 

pemerintah. 

Peraturan Pemerintah ini diatur dalam PP terbaru 

yaitu PP No. 71 Tahun 2019  tentang Penyelenggaraan 

Sistem dan Transa